Mohon tunggu...
HIDAYAT SYAH AL HAKIM
HIDAYAT SYAH AL HAKIM Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis dan Youtuber

Menjadikan Lebih Baik di Masa yang Akan Datang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gelar Aksi Mimbar Bebas, Mahasiswa Tolak Politik Dinasti

3 Desember 2023   21:38 Diperbarui: 3 Desember 2023   21:38 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah pemuda, pelajar dan mahasiswa yang berasal dari beberapa perguruan tinggi se Kawasan Kota Banda Aceh menggelar suatu aksi mimbar bebas.Aksi mimbar bebas yang bertajuk "Selamatkan Demokrasi" itu digelar di depan gelanggang mahasiswa USK pada Kamis (30/11/2023).

Dalam proses aksi nya mahasiswa menggunakan baju berwarna hitam sebagai simbol telah mati nya demokrasi di Indonesia.
Perwakilan dari aliansi tersebut M.Farhan Mubaraq mengatakan, bahwa aksi ini menjadi wadah bagi setiap individu merdeka untuk menyampaikan keresahan nya terkait kondisi Demokrasi Indonesia hari-hari ini.


"Melalui mimbar bebas hari ini, kita menyampaikan kepada publik bahwa Republik ini mulai dari Demokrasi nya dan penegakan hukum ditegakkan dengan cara-cara yang immoral," ucap Mubaraq.

Dia juga menyebutkan perjuangan mencapai Republik dan Demokrasi adalah perjuangan yang berdarah-darah dan menghabiskan banyak keringat dari insan muda Indonesia. Untuk itu tidak selayaknya perjuangan ini dikhianati melalui kepentingan elit politik belaka.


"Putusan MK belakangan waktu kita nilai sangat syarat kepentingan. Jika putusan tersebut dianggap menguntungkan generasi muda, pertanyaan kita pemuda yang mana?. Karena pemuda yang hari ini berkontestasi tidak lain dan tidak bukan adalah Gibran yang notabene anak presiden Jokowi." Jelas nya.

Mubaraq pun menambahkan bahwa gerakan ini bukan aksi partisan. "Kami tidak sudi juga melakukan aksi ini untuk mendukung salah satu paslon tertentu. Kami tidak peduli siapa yang menang, yang menjadi kepedulian kami, rakyat harus menang dalam hal penegakan demokrasi dan hokum di Indonesia", ungkapnya.


Mahasiswa lain, Ivan Daifullah menambahkan, putusan MK yang lalu tidak menguntungkan anak muda dalam pilpres kali ini.


"Kalau kita lebih cermat membaca putusan MK, putusan tersebut samasekali tidak merubah batas usia 40 tahun melainkan, hanya menambahkan redaksi kata atau pernah menjadi kepala daerah. Ini jelas tidak menguntungkan anak muda karena harus menjadi kepala daerah terlebih dahulu dengan ongkos politik yang tidak murah", jelasnya.


Dalam mimbar bebas itu pun para massa aksi menggugat ketiga-tiga paslon capres yang dianggap bermasalah. Hal ini di narasikan melalui satu poster dengan tulisan "Awas Perusak Lingkungan, Pelanggar HAM, dan Penikmat Politik Identitas di Politik Kita".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun