Lima organisasi pemuda (Rakan Smong GEN-A, FASTANA-TDMRC, DANGER, Resilience.id, YDAF) melalui dukungan dari Miraiz dan TDMRC menggelar pelatihan kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami untuk siswa SMA/MA di Banda Aceh & Aceh Besar. Pelatihan ini melibatkan 3 sekolah yaitu MAS Darul Hikmah Aceh Besar, SMA 1 Banda Aceh, dan SMA 13 Banda aceh dengan total 40 orang peserta. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian Disaster Resilience Festival yang memperingati bulan Pengurangan Risiko Bencana pada bulan Oktober dan diikuti oleh acara puncak pada peringatan tahunan Gempabumi dan Tsunami Aceh bulan Desember nanti.
Pemilihan sekolah didasari oleh beberapa faktor, yang termasuk diantaranya adalah tingkat kerentanan terhadapa bencana gempa bumi dan tsunami. Ketiga sekolah ini berada di zona merah tsunami dan memiliki riwayat terdampak gempabumi. Walaupun pernah ada program-program edukasi kebencanaan sebelumnya yang dilakukan, namun keberlanjutannya masih menjadi masalah tersendiri. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang lebih relevan dan konsep program yang lebih sederhana juga berkelanjutan dengan para pemuda sebagai ujung tombak edukasi.
Kegiatan ini membatasi jumlah peserta dan panitia yang terlibat dikarenakan kondisi pandemi. Jumlah siswa yang menjadi peserta dibatasi hanya 15-20 orang dengan panitia 5-7 orang tiap sekolah. Peserta yang diutamakan adalah pengurus organisasi intra sekolah. Program edukasi ini terdiri dari 4 pertemuan yang dilakukan setiap hari sabtu selama bulan Oktober-November dengan materi yang berbeda dan dipertemuan akhir ditutup dengan drill gempa bumi dan tsunami.
Ketua panitia, Thia Meisya Ayunda mengatakan bahwa tujuan dilaksanakan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan generasi muda mengenai mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
"Para generasi muda yang dilatih nantinya akan menjadi kader Aceh tangguh bencana untuk kembali mengedukasikan pengetahuannya ke masyarakan sekitar dan generasi berikutnya," ungkap Thia.
Acara dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan, Sebelum acara dimulai, para panitia menyediakan masker dan handsanitizer serta menyusun posisi duduk yang berjarak. Lalu kegiatan dibuka dengan perkenalan, pre tes, pemberian materi dengan metode kuliah dan bernyanyi bersama lagu kesiapsiagaan. Kegiatan diakhir dengan tanya jawab, diskusi, dan post tes serta pemberian gambaran untuk pertemuan selanjutnya.
“Para siswa di MAS Darul Hikmah terlihat antusias mengikut kegiatan pelatihan dan bersemangat ketika tahu bahwa kagiatan ini dilakukan setiap minggu” tutur Salwa Hanum, fasilitator di MAS Darul Hikmah. “Kami menjadi lebih memahami tentang gempa bumi dan tsunami serta bagaimana menghadapinya. Kami senang kakaknya menjelaskan dengan bagus” ucap Mursalihan, siswa kelas 11 MAS Darul Hikmah. Ketua Panita Disaster Resilience Festival, Thia Meisya Ayunda menyatakan “Disaster Resilince Festival merupakan wadah bagi 5 organisasi ini untuk berkolaborasi, saling belajar, dan bergerak bersama. Kegiatan kami berfokus pada konsep kaderisasi bertingkat, dengan melakukan upgrading panitia, kemudian melatih para peserta sebagai kader penggerak kesiapsiagaan di sekolah masing-masing.”.
Penulis