Mohon tunggu...
Hidayat Raharja
Hidayat Raharja Mohon Tunggu... pegawai negeri -

hidayat raharja berminat terhadap permasalahan pendidikan dan kebudayaan. esaihidayatraharja.blogspot.com hidayatraharja.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gowess to School

4 Mei 2012   13:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:43 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini (jumat, 4 Mei 2012) adalah haripertama di tempatku mengajar untuk menggunakan sepeda ke sekolah. Sebuah kebijakan pengelola untuk menjadikan lingkungan yang ramah dan bebas polusi. Bersepeda merupakan sebagain dari program untuk menciptakan sekolah bersih dan hijau serta bebas polusi. Himbauan bersepeda ke sekolah diberlakukan untuk siswa, guru, dan staf tata usaha itu yang jarak dari rumah ke sekolah tidak lebih dari 5 Km. Himbauan ini diberlakukan untuk hari jumat dan sabtu setiap minggu.

Respon siswajuga cukup beragam, pertama, mereka yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah berjalan kaki. Kedua, Sebagian lagi dari mereka mengendarai motor dan menitipkan kendaraannya di sekitar lingkungan sekolah, kemudian melanjutkan dnegan berjalan kaki.di sekitar ligkungan sekolah. Ketiga, sebagian lagi dari mereka mengendarai becak, dan diantar jemput oleh anggota keluarganya. Keempat, mereka yang menggunakan sepeda sesuai dengan himbauan Pimpinan Sekolah.

Dari berbagai respon penghuni sekolah terlihat bahwa masih banyak dari mereka yang belum memahami arti bersepeda dan penyelamatan lingkungan. Sebuah persoalan yang kelihatannya sepele, tapi memiliki makna besar terhadap kehidupan. Bahwa bersepeda kesekolah adalah sebuah tindakan yang menghemat bahan bakar, sekaligus berolahraga untuk membakar kelebihan kalori (lemak) yang ada didalam tubuh. Kalau dihitung dengan penghematan tindakan bersepeda tersebut membantu penghematan BBM. Jika dalam sekolah ada 1000 penghuni dan yang menggunakan sepeda motor sebanyak 700 orang, dan setiaporang menghabiskan bensin 250 cc atau ¼ liter maka dalam satu hari bisa mengemat BBM 175 liter. Jika program itu dilakukan hari jumat dan sabtu, maka setidaknya bisa menghemat BBM sebanyak 350 liter. Maka dalam satu bulan bisa dihemat BBM sebesar 350liter X 4 Minggu = 1400 Liter.

Hal lain yang amat dirasakan pada hari pertama adalah “Tidak Bising”. Di hari-hari biasa pada saat siswa datang dan saat pulang sekolah di pintu gerbang terdengar suara bising kendaraan. Kebisingan yang kadang terasa mengganggu. Namun pagi tadi terasa tenang dan ada suasana yang terasa lain. Kondisi yang mendukung terhadap program sekolah hijau, karena mengurangi polusi suara (kebisingan), polusi udara.

Barangkali tidak berlebihan jika upaya penghematan BBM dan penciptaan lingkungan bersih bebas polusi diawali dari lembaga persekolahan dan birokrasi lainnya, sebab darilingkungan sekolah ini akan tertanamkebiasaan yang akan dibawa dalamkehidupan kelak di kemudian hari. Namun, kebiasaan menggunakan kendaraan bermotor yangsudah berlangsung lama dan dalamkehidupan masyarakat amat susah untuk mengubahnya. Tetapi dengan keteladanan dan himbauan secara kontinyu anak-anak itu akan mengikuti guru-gurunya. Sebab, ketika melihat gurunya bersepeda sebagian siswa melihat sebagai sesuatuyang baru.Unik!

Lebih jauh jika program ini bisa dijadikan sebagai kebijakan sekolah, alangkah baiknya jika semua program terintegrasi pada program sekolah hijau dan bersih. Artinya sebuah program yang terintegrasi ke dalam setiap mata pelajaran, sehingga masalah kebersihan dan lingkungan yang sehat bebas polusi menjadi tanggungjawab semua warga sekolah, guru, murid, dan staf tata usaha.

Meski kelihatannya tindakan ini sederhana, namun dalam jangka panjang akan memberikan pengaruh besar dalam kehidupan setiap peserta didik.Sebuah sikap yang peduli terhadap lingkungan dan hidup hemat serta sehat. Hemat bahan bakar, dan terbiasa hidup sehat dengan bersepeda atau berolahraga. Namun, patut dihindari adalah sikap konsumtif dalam bersepeda, sebab sudah muncul fenomena bersepeda bukan sekadar berolahraga, tetapi telah menjadi sebuah gaya hidup. Muncullah tawaran kredit sepeda dengan anekabentuk dan gaya, sehingga harus menambah angaran belanja untukmembeli sepeda. Sepeda sehat bukan karena sepeda yang mahal, tetapi karena dilandasioleh pikiran atau jiwa yang sehat sehingga raga menjadi bugar.*****(HR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun