Mohon tunggu...
HIDAYAT
HIDAYAT Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

"Saya merupakan seorang praktisi pendidikan Selain itu, saya juga berperan aktif dalam berbagai lembaga dan organisasi Islam di Kabupaten Bandung, berkomitmen dalam mengembangkan dan memperkuat komunitas melalui pendidikan dan kegiatan sosial."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meraih Masa Depan Emas dengan Kurikulum Deep Learning di Indonesia

5 Desember 2024   20:26 Diperbarui: 5 Desember 2024   20:33 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Kuliah daring MPI SI UIN Bandung . Kamis 05/12/2024

"Meraih Masa Depan Emas dengan Kurikulum Deep Learning di Indonesia"

Oleh Hidayat

Artikel ini  terinspirasi oleh tulisan berjudul "Implementasi Kurikulum Deep Learning dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045" oleh Ahmad Rusdiana yang di muat di kompasiana"https://www.kompasiana.com/ahmad58914/674f27fced64151040005752/tantangan-implemtasi-kurikulum-deep-learning-dalam-menyongson-indonesia-emas-2045" mengajak kita untuk merenungkan pentingnya inovasi dalam pendidikan. Kurikulum Deep Learning bukan sekadar metode pengajaran, melainkan sebuah langkah maju yang sangat relevan di era digital saat ini. Pendekatan ini menekankan penguasaan materi sekaligus pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan belajar yang mendalam. Dengan menggabungkan konsep Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning, kurikulum ini berusaha menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa, sehingga mereka dapat aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Pertama Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran

Salah satu contoh nyata dari penerapan Kurikulum Deep Learning adalah proyek berbasis teknologi. Misalnya, Proyek Pembuatan Film Dokumenter Edukatif: Dalam proyek ini, siswa diberi tugas untuk membuat film dokumenter yang mencakup tema-tema penting dalam pelajaran sejarah, sains, atau studi sosial. Siswa bekerja dalam tim untuk meriset topik, menulis skenario, mengambil gambar, dan mengedit film mereka.Siswa akan belajar keterampilan teknis seperti pengoperasian kamera, penggunaan perangkat lunak pengeditan video, serta teknik narasi dan penyutradaraan. Lebih dari itu, mereka juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analisis melalui proses riset dan sintesis informasi. Proyek ini memfasilitasi pembelajaran yang mendalam tentang subjek yang mereka pilih dan mengajarkan mereka cara menyampaikan informasi secara efektif dan menarik.Melalui proyek ini, siswa tidak hanya mempelajari fakta atau teori, tetapi juga cara mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam format yang dapat diakses dan menarik bagi audiens yang lebih luas. Ini juga membantu siswa memahami bagaimana media dapat digunakan untuk mempengaruhi dan mendidik masyarakat, sekaligus mempersiapkan mereka untuk tantangan komunikasi di era digital. 

Kedua Mengatasi Tantangan Implementasi

Namun, kita tidak bisa menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Deep Learning banyak daerah, terutama di lokasi terpencil atau kurang berkembang, sekolah-sekolah sering kali menghadapi keterbatasan infrastruktur seperti koneksi internet yang tidak stabil, kurangnya perangkat komputer, serta fasilitas pembelajaran yang tidak memadai. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah bisa bekerja sama dengan perusahaan teknologi dan telekomunikasi untuk memastikan bahwa setiap sekolah memiliki akses internet yang stabil dan memadai. Sebagai contoh, program pemerintah yang menyediakan subsidi atau bantuan langsung untuk pembelian perangkat teknologi dan pembangunan infrastruktur jaringan di sekolah-sekolah daerah terpencil dapat sangat membantu. 

3. Kolaborasi dengan Industri dan Lembaga Penelitian

Kolaborasi antara sekolah, industri, dan lembaga penelitian merupakan strategi kunci dalam implementasi Kurikulum Deep Learning. Keterlibatan industri dan lembaga penelitian tidak hanya memberikan wawasan tentang keterampilan yang relevan untuk dunia kerja, tetapi juga membuka peluang bagi siswa untuk terlibat langsung melalui program magang dan proyek nyata. Misalnya, perusahaan teknologi bisa bekerja sama dengan sekolah untuk menyediakan pelatihan tentang teknologi terbaru, seperti workshop pemrograman atau cloud computing, yang tidak hanya meningkatkan kesiapan kerja siswa tetapi juga memperkaya kurikulum dengan pengetahuan dan teknologi yang up-to-date.Manfaat dari kolaborasi ini sangat luas, termasuk peningkatan kualitas pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini. Kolaborasi semacam ini juga membantu lembaga pendidikan dalam mengembangkan kurikulum yang responsif terhadap perubahan teknologi dan kebutuhan pasar kerja, sehingga memastikan bahwa pendidikan yang diberikan relevan dan aplikatif. Selain itu, kolaborasi antar dosen dari berbagai disiplin ilmu dapat meningkatkan inovasi dan kualitas penelitian yang memiliki dampak luas bagi dunia akademik dan industri.Pemerintah memainkan peran penting dalam mendukung kolaborasi ini melalui kebijakan dan insentif. Misalnya, kebijakan yang mendukung potensi daerah melalui kolaborasi multipihak dan kerjasama internasional dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian. Melalui kolaborasi yang efektif dan strategis antara sekolah, industri, dan lembaga penelitian, Kurikulum Deep Learning dapat diimplementasikan dengan sukses, memberikan siswa pengalaman belajar yang kaya dan persiapan yang solid untuk masa depan mereka.

4. Menciptakan SDM Unggul untuk Indonesia Emas 2045

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun