Ini menunjukan sesuatu masalah serius terkait ketahan pangan.
Padahal Ketahanan pangan penting untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan global yang salah satunya disebabkan oleh perubahan iklim dan konflik antarnegara, seperti perang Rusia dan Ukraina saat ini.
Menyoroti kasus kekeringan yang berulang kembali melanda Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua harus diantisipasi serius.
Program food estate di tanah papua terbukti gagal karena tanaman yang di budidayakan adalah padi yang bukan sumber karbohidrat orang papua asli seperti sagu dan palawija.
Ini karena program tersebut menghilangkan kearifan lokal dan hanya mengejar produktivitas tanpa memperhatikan kebutuhan lokal.
Waspada Ketahanan Pangan Indonesia
Khusus di daerah Papua, Kelaparan memiliki sejarah panjangnya. Walhi mencatat kelaparan di Papua terjadi sejak 2018 dan mulai diangkat dipermukaan sejak 2019, 2020,2021 dan 2022.
Media asing senang melaporkan berita tersebut sementara media lokal terkesan tidak memberikan perhatian yang cukup.
Kelaparan tidak hanya terjadi di Papua, dibeberapa tempat seperti di Jawa, Sumatera dan Sulawesi sebenarnya juga mengalami kelaparan akibat kegagalan panen dan kekeringan.
Hanya saja pemerintahan provinsi bergerak cepat. Apa yang terjadi di Papua seharusnya pemerintah pusat memberikan teguran keras kepada pemerintah provinsi karena selama ini Papua menikmati dana otsus dalam jumlah yang sangat besar.
Tahun 2022 tercatat alokasi dana otsus Papua dan Papua Barat sebesar Rp 8,5 triliun. dengan dana tambahan infrastruktur yang dibagi untuk Papua dan Papua Barat sebesar Rp 4,3 triliun. Totalnya 12,8 triliun. sementara untuk Aceh Rp7,5 tiliun