Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ancaman Pangan di Depan Mata, Semua Tergantung pada Manajemen APBN 2023

4 Agustus 2022   21:51 Diperbarui: 4 Agustus 2022   22:10 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini menunjukan sesuatu masalah serius terkait ketahan pangan.

Padahal Ketahanan pangan penting untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan global yang salah satunya disebabkan oleh perubahan iklim dan konflik antarnegara, seperti perang Rusia dan Ukraina saat ini.

Menyoroti kasus kekeringan yang berulang kembali melanda Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua harus diantisipasi serius.

Program food estate di tanah papua terbukti gagal karena tanaman yang di budidayakan adalah padi yang bukan sumber karbohidrat orang papua asli seperti sagu dan palawija.

Ini karena program tersebut menghilangkan kearifan lokal dan hanya mengejar produktivitas tanpa memperhatikan kebutuhan lokal.

Waspada Ketahanan Pangan Indonesia

Khusus di daerah Papua, Kelaparan memiliki sejarah panjangnya. Walhi mencatat kelaparan di Papua terjadi sejak 2018 dan mulai diangkat dipermukaan sejak 2019, 2020,2021 dan 2022.

Media asing senang melaporkan berita tersebut sementara media lokal terkesan tidak memberikan perhatian yang cukup.

Kelaparan tidak hanya terjadi di Papua, dibeberapa tempat seperti di Jawa, Sumatera dan Sulawesi sebenarnya juga mengalami kelaparan akibat kegagalan panen dan kekeringan.

Hanya saja pemerintahan provinsi bergerak cepat. Apa yang terjadi di Papua seharusnya pemerintah pusat memberikan teguran keras kepada pemerintah provinsi karena selama ini Papua menikmati dana otsus dalam jumlah yang sangat besar.

Tahun 2022 tercatat alokasi dana otsus Papua dan Papua Barat sebesar Rp 8,5 triliun. dengan dana tambahan infrastruktur yang dibagi untuk Papua dan Papua Barat sebesar Rp 4,3 triliun. Totalnya 12,8 triliun. sementara untuk Aceh Rp7,5 tiliun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun