Masalah CCTV yang ada di TKP pun menjadi masalah karena setelah diumumkan rusak di sambar petir kemudian ada info yang menyebutkan bahwa CCTV dan decorder oleh orang yang belum masih belum diketahui. CCTV merupakan bukti penting dari kasus ini jika bukti CCTV ini tidak jelas maka pengungkapan kasus ini akan terkendala.
3. atas informasi palsu oleh petinggi polres dan humas
Kapolres Jakarta Selatan yang pertama kali mengumumkan terjadinya peristiwa ini akhirnya dicopot. Ini menandakan kronologi dari peristiwa ini ada masalah dari awal sehingga Humas Kepolisian ini harus dievaluasi besar-besaran.
4. atas kompolnas yang bertindak sebagai jubir polri
Kompolnas dalam hal ini sekretaris Kompolnas yang juga ketua harian kompolnas Benny Mamoto yang memberikan statement di media yang sama dengan statement yang dikeluarkan kepolisian yang mengatakan ini tembak menembak biasa saja. Padahal hal tersebut tidak sesuai dengan fakta jenazah Brigadir J. Statement Benny Mamoto ini pun berbeda 180 derajat dengan statement Ketua Kompolnas Mahfud MD yang menggangap peristiwa ini penuh kejanggalan dari awal.
5. atas pelarangan pembukaan peti mati brigadir J
Video yang viral ke publik saat jenazah Brigadir J tiba di rumah orang tua di Jambi bagaimana ada upaya dari aparat kepolisian yang datang keluarga dihalang halangi untuk membuka peti jenazah Brigadir J,hal tersebut membuat marah keluarga Brigadjir J dan hal tersebut akhirnya membuat Petugas Kepolisian yang mengantar ke sana yaitu Karo Paminal DivPropam Mabes Polri dinonaktifkan.
6. atas peretasan hp brigadir J dan keluarga
Peretasan terhadap perangkat selular yang dimiliki oleh keluarga tentunya ini menambah kuat upaya sistematis dan terencana untuk mengaburkan fakta kasus kematian Brigadir J. Jika ini benar maka tentunya akan semakin memberatkan hukuman terhadap para pelaku.
7. atas forensik kepemilikan senjata
Hingga kini yang mengherankan adalah mengenai identitas kepemilikan pistol Glok 17 yang digunakan untuk membunuh Brigadir J tidak pernah diungkap ke publik padahal untuk mengetahui identitas pemilik senjata api ini sangat mudah. Hal ini menampakkan adanya tarik menarik di internal kepolisian antara yang ingin transparan dengan yang ingin menyembunyikan. Tentunya menimbulkan asumsi publik yang merasa bahwa ada sesuatu yang disembunyikan dan polri terkesan melindungi seseorang. Dan ini akan sangat memperburuk citra institusi kepolisian.