Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Resmi Menjadi Tersangka Bharada E, Ajudan Lain dan Brigjen Ferdy Sambo Memiliki Konsekuensi, Apa Saja?

4 Agustus 2022   08:50 Diperbarui: 4 Agustus 2022   08:56 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah CCTV yang ada di TKP pun menjadi masalah karena setelah diumumkan rusak di sambar petir kemudian ada info yang menyebutkan bahwa CCTV dan decorder oleh orang yang belum masih belum diketahui. CCTV merupakan bukti penting dari kasus ini jika bukti CCTV ini tidak jelas maka pengungkapan kasus ini akan terkendala.

3. atas informasi palsu oleh petinggi polres dan humas

Kapolres Jakarta Selatan yang pertama kali mengumumkan terjadinya peristiwa ini akhirnya dicopot. Ini menandakan kronologi dari peristiwa ini ada masalah dari awal sehingga Humas Kepolisian ini harus dievaluasi besar-besaran.

4. atas kompolnas yang bertindak sebagai jubir polri

Kompolnas dalam hal ini sekretaris Kompolnas yang juga ketua harian kompolnas Benny Mamoto yang memberikan statement di media yang sama dengan statement yang dikeluarkan kepolisian yang mengatakan ini tembak menembak biasa saja. Padahal hal tersebut tidak sesuai dengan fakta jenazah Brigadir J. Statement Benny Mamoto ini pun berbeda 180 derajat dengan statement Ketua Kompolnas Mahfud MD yang menggangap peristiwa ini penuh kejanggalan dari awal.

5. atas pelarangan pembukaan peti mati brigadir J

Video yang viral ke publik saat jenazah Brigadir J tiba di rumah orang tua di Jambi bagaimana ada upaya dari aparat kepolisian yang datang keluarga dihalang halangi untuk membuka peti jenazah Brigadir J,hal tersebut membuat marah keluarga Brigadjir J dan hal tersebut akhirnya membuat Petugas Kepolisian yang mengantar ke sana yaitu Karo Paminal DivPropam Mabes Polri dinonaktifkan.

6. atas peretasan hp brigadir J dan keluarga

Peretasan terhadap perangkat selular yang dimiliki oleh keluarga tentunya ini menambah kuat upaya sistematis dan terencana untuk mengaburkan fakta kasus kematian Brigadir J. Jika ini benar maka tentunya akan semakin memberatkan hukuman terhadap para pelaku.

7. atas forensik kepemilikan senjata

Hingga kini yang mengherankan adalah mengenai identitas kepemilikan pistol Glok 17 yang digunakan untuk membunuh Brigadir J tidak pernah diungkap ke publik padahal untuk mengetahui identitas pemilik senjata api ini sangat mudah. Hal ini menampakkan adanya tarik menarik di internal kepolisian antara yang ingin transparan dengan yang ingin menyembunyikan. Tentunya menimbulkan asumsi publik yang merasa bahwa ada sesuatu yang disembunyikan dan polri terkesan melindungi seseorang. Dan ini akan sangat memperburuk citra institusi kepolisian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun