Mohon tunggu...
Hidayat Husnul
Hidayat Husnul Mohon Tunggu... -

Belajar seumur hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tabung Elpiji Palsu

6 September 2013   11:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:16 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi malam ketika sedang asik menulis makalah, saya mendadak ngidam es krim. Karena pas lagi lapar, tanpa ragu meluncurlah saya ke toko mencari es krim. Di sebuah minimarket bernama Ind*maret Keputih, Sukolilo, Surabaya, tanpa ragu saya langsung memilih es krim X. Nah, untuk menambah nikmatnya makan es krim, tidak lupa sebotol minuman juga saya embat. Kemudian saya pun menuju ke kasir untuk menebus 2 barang halal tersebut. Namun ternyata antriannya panjang. Bisa-bisa es krim ini layu sebelum berkembang mencair sebelum waktunya. Untungnya seorang pegawai berinisiatif memecah antrian dengan membuka antrian baru. Jadilah saya pindah ke antrian kedua di dekat jendela.

Nah, sembari menunggu antrian, saya memperhatikan sebuah poster di jendela. Poster itu berisikan cara membedakan tabung gas elpiji yang palsu dan yang asli keluaran Pertamina. Perhatian saya terfokus pada elpiji 3 kg, karena elpiji ini lebih terkenal dan merakyat, terutama bagi para pedagang makanan di sekitar kampus saya. Dalam poster tersebut dijelaskan salah satu penanda keaslian tabung melon itu adalah tabung asli memiliki cat cincin merah di sekitar leher lubang gas tabung. Cincin merah tersebut dicat tidak sampai mengenai leher lubang. Sementara tabung palsu memiliki cat merah hingga menyentuh leher lubang. Selain itu tabung palsu memiliki tampilan yang tidak rapi baik dari segi cat dan pengelasannya. O, saya baru tahu. Cukuplah itu menjadi wawasan bagi saya.

Begitu keluar saya sama sekali tidak memikirkan soal asli tidaknya tabung melon itu. Namun begitu saya duduk di jok motor, yang kebetulan terparkir tepat di sebelah pedagang jagung rebus, tidak sengaja mata saya tertuju pada tabung elpiji milik pedagang jagung tersebut. Hanya ada 2 penanda keaslian yang terlihat jelas, yaitu cat merah di sekitar leher lubang dan body tabung yang sudah babak belur di sana sini. Dan ternyata tabung itu (diduga) palsu (._.) *hening*. Suatu pengalaman, bagaimana suatu “pelajaran” langsung dapat ditemukan studi kasusnya dalam kehidupan sehari-hari.

Biasanya, barang-barang KW-grade kualitasnya tidak sebagus aslinya dan cenderung akan bermasalah di kemudian hari. Kasus ledakan elpiji yang sering terjadi beberapa waktu lalu diduga salah satunya disebabkan oleh si tabung melon KW tersebut. Dan ternyata hingga hari ini tabung (diduga) KW tersebut masih beredar, dan saya yakin tidak hanya 1-2 biji. Yah, semoga di kemudian hari tabung melon abang penjual jagung tersebut tidak membahayakan. Kalau tabungnya sudah kempes, semoga digantikan dengan tabung yang beneran asli.

Untuk sementara, saya baru memperhatikan 1 tabung elpiji yang (diduga) palsu. Saya belum memperhatikan tabung-tabung lainnya milik penjual nasi goreng, tahu tek, bakso, warung kaki lima, dll. Tetapi semoga saja tabung-tabungnya beneran asli agar tidak menimbulkan masalah yang membahayakan di kemudian hari. Sekian reportase tidak penting dari saya. Semoga tidak ada lagi kepalsuan yang beredar di tengah masyarakat (._.).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun