Mohon tunggu...
Hidayat
Hidayat Mohon Tunggu... Dosen Teknik Industri - Universitas Muhamamdiyah Gresik

Sepatutnya kita harus selalu belajar dalam hal apapun Kunjungan lebih jauh tentang saya (http://www.hidayatsidayu.com/)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panggilan Kemanusiaan, Senyum Merekah Dari Seorang Janda

31 Januari 2025   19:19 Diperbarui: 31 Januari 2025   19:22 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Humas Lazismu

Siang ini (22 Januari 2025), saya menerima sebuah pesan elektronik dari seorang ibu yang tidak saya kenal. Entah mengapa, saya langsung membukanya, seolah pesan tersebut sangat penting dan harus segera saya balas.

Sebagai manajer KL Lazismu, saya sering menerima pesan serupa, hampir seperti seorang artis yang mendapatkan banyak pesan dari penggemarnya (hehehe). Intinya pun biasanya sama.

Isi pesan tersebut adalah:
"Ada seorang ibu lanjut usia yang merupakan janda di daerah Gubernur Suryo. Rumahnya berada di gang depan pos polisi terminal Gubernur Suryo. Barangkali Lazismu berkenan untuk menyalurkan bantuan sembako atau bingkisan."

Wanita yang mengirim pesan tersebut kemudian melanjutkan:
"Namanya Bu Rumani, tinggal di Jalan Gubernur Suryo Gang 1 Nomor 38D (gang depan pos polisi terminal Gubernur Suryo). Masuk gang lurus saja, nanti ada gang lagi, terus lurus, rumahnya di sebelah rumah dengan pagar hitam."

Saat membaca pesan tersebut di layar ponsel, tanpa berpikir panjang, saya merasa ada panggilan kemanusiaan yang harus segera ditunaikan. Seakan-akan ada dorongan yang mengalir begitu saja, sejalan dengan tagline Lazismu, "Memberi untuk Negeri," untuk segera menuju lokasi yang dimaksud.

Jari jemari saya segera mengetik pesan kepada tim pendistribusian, berkoordinasi dengan koperasi kampus agar menyiapkan sembako berupa beras, gula, minyak, dan mi instan. Saya juga menghubungi relawan agar bisa segera berkunjung ke rumah Ibu Rumani.

Sambil menunggu relawan bersiap, adzan Ashar berkumandang. Saya bersama relawan, Mas Adzka, yang juga seorang muadzin di Masjid Kampus Faqih Oesman UMG, melaksanakan sholat berjamaah terlebih dahulu. Setelah sholat, ia segera mengenakan rompi kebanggaan Lazismu untuk menuju lokasi.

Setelah mencari alamat yang tertulis dalam pesan WhatsApp, akhirnya kami menemukan rumah Ibu Rumani. Ia tinggal seorang diri. Saat membuka pintu dengan bantuan tongkatnya, senyum hangatnya menyambut kami, memberikan kebahagiaan tersendiri bagi kami yang datang.

"Niki Ibu Rumani nggeh?" sapa Mas Adzka. Sang ibu yang sudah lanjut usia itu tersenyum, lalu berbincang sejenak tentang keluarganya dan kondisi kesehatannya. Kami mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali tertawa kecil untuk mencairkan suasana.

Tanpa terasa, tiga puluh menit berlalu. Dari kisah hidupnya, kami mendapatkan pelajaran berharga tentang perjuangan, harapan, dan keteguhan hati dalam menjalani kehidupan. Meski dalam keterbatasan, beliau tetap berserah diri kepada Sang Pencipta.

Langit mulai mendung, dan kami pun berpamitan. Senyum hangatnya saat melepas kepergian kami mengingatkan saya pada ibu saya yang telah berpulang dua tahun lalu. Tanpa disadari, air mata saya jatuh, seperti rintik hujan yang sebentar lagi turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun