Mohon tunggu...
Hidayat
Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Industri - Universitas Muhamamdiyah Gresik

Sepatutnya kita harus selalu belajar dalam hal apapun Kunjungan lebih jauh tentang saya (http://www.hidayatsidayu.com/)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tulus Nampa Garising Urip

22 Agustus 2024   12:18 Diperbarui: 22 Agustus 2024   12:25 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Suasana Aola Cafe Dengan Kopi Khas Lamongan 

"Tulus Nampa Garising Urip" dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai sikap menerima dengan ikhlas segala takdir atau ketentuan hidup yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Ini menggambarkan penerimaan yang penuh keikhlasan terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, baik itu yang menyenangkan maupun yang sulit, tanpa ada keluhan atau penyesalan. Sikap ini sering dikaitkan dengan kebijaksanaan dan kedamaian batin, karena seseorang yang mampu menerima nasibnya dengan tulus biasanya merasa lebih tenang dan damai dalam menjalani kehidupan.

"Tulus nampa garising urip" adalah konsep yang mendalam dalam budaya Jawa dan mencerminkan sikap hidup yang bijaksana. Berikut beberapa penjelasan tambahan tentang makna dan implikasi dari ungkapan tersebut:

Kebijaksanaan dan Kesadaran Diri: Sikap ini menunjukkan bahwa seseorang telah mencapai tingkat kebijaksanaan yang tinggi, di mana dia sadar bahwa tidak semua hal bisa dikontrol. Dengan menerima "garis" atau takdir yang telah digariskan dalam hidupnya, orang tersebut menunjukkan kedewasaan dan pemahaman bahwa hidup penuh dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi dengan kepala dingin.

Mengurangi Stres dan Kecemasan: Menerima apa yang sudah ditetapkan dalam hidup dapat membantu seseorang mengurangi stres dan kecemasan. Ketika seseorang ikhlas menerima keadaan, dia tidak lagi terus-menerus merasa khawatir atau marah tentang hal-hal yang di luar kendalinya.

Menghormati Ketentuan Tuhan: Ungkapan ini juga mencerminkan penghormatan terhadap keputusan Tuhan atau Sang Pencipta. Dengan menerima takdir, seseorang menunjukkan bahwa dia percaya pada kebesaran dan kebijaksanaan Tuhan dalam menentukan jalan hidup setiap individu.

Menjaga Ketenangan Batin: Dengan tulus menerima apa yang terjadi, seseorang bisa menjaga ketenangan batinnya. Ini adalah cara untuk menjalani hidup dengan hati yang ringan, karena dia tidak terus-menerus melawan keadaan atau mengeluh tentang nasib yang menimpanya.

Secara keseluruhan, "Tulus Nampa Garising Urip" adalah ajakan untuk menjalani hidup dengan penuh penerimaan, kebijaksanaan, dan rasa syukur, meski dihadapkan pada berbagai ujian hidup.

Filosofi "Tulus Nampa Garising Urip" berakar dalam tradisi dan budaya Jawa, yang menekankan harmoni, keseimbangan, dan ketenangan batin dalam menjalani kehidupan. Berikut adalah beberapa aspek filosofis yang terkandung dalam ungkapan tersebut:

Harmoni dengan Alam Semesta: Filosofi ini mengajarkan pentingnya hidup selaras dengan alam semesta dan segala hukum alam yang mengatur kehidupan. Dengan menerima "garis hidup" yang telah ditentukan, seseorang menunjukkan bahwa dia menghargai dan berusaha untuk hidup sejalan dengan tatanan alam yang lebih besar.

Kebijaksanaan dalam Menerima Kenyataan: Filosofi ini juga mencerminkan kebijaksanaan dalam memahami bahwa tidak semua hal dalam hidup bisa dikendalikan. Dalam pandangan ini, kebahagiaan tidak datang dari mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi dari menerima apa yang sudah kita miliki dengan hati yang tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun