Mohon tunggu...
Hidayat Tutupoho
Hidayat Tutupoho Mohon Tunggu... Freelancer - PENGANGGURAN BANYAK ACARA

Bola Gitar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Banda, Jala Rasa

23 Januari 2024   18:57 Diperbarui: 11 Februari 2024   12:38 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dari atas anjungan kapal, Ahmed Siauta mengabadikan pesona gunung api (Ganapus) di Banda, 2024

Kutulis syair ini menggunakan tinta dan pelepah daun rumbia terakhir di muka bumi

dari atas haluan kapal yang melaju membelah ombak

hati dan pikiranku masai

membayangkan sosok perempuan yang namanya kusebut di dalam skripsi

entah kenapa, angin di tengah laut terasa begitu panas malam ini

apa sebenarnya maksud semesta?

Kutulis syair ini dari bahasa yang sungguh tak dimengerti umat manusia

saat pagi merekah, langit dipenuhi warna abu-abu daripada biru

tapi segalanya masih terlihat indah

ada lereng lava, pulau Karaka, dan benteng Belgica

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun