Mohon tunggu...
Yayan Hidayat
Yayan Hidayat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Jika sifat dasarku tak dapat Anda urai, Jangan takut Anda tak akan lagi disebut piawai. Sebab bagiku sendiri diriku tetap teka-teki, Laut pikiranku tak kunjung dapat kuarungi. Aku pun ingin mengenal diriku yang sebenarnya ini...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melukis Cinta

16 September 2012   04:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13477690151053097533

Bak mengukir mimpi di kanvas Langit

Kuukir kau dalam ingatanku

Tak sesentipun dari detail tubuhmu terlewatkan

Mulai dari matamu yang sayu,

Bibirmu yang laksana lautan madu

Lentik jemari indahmu seumpama dawai-dawai biola

Atau ranum tubuhmu yang merebak mawar

Kita pernah berpaut satu sama lain

Pada suatu masa yang hanya ada aku dan k au

Kitapun pernah menghunuskan layar berbiduk

Berlayar melintasi samudera asmara beriak-riak ombak

Menyusuri dermaga yang tak seorangpun tahu

Pesona itu meruntuhkan pilar-pilar kokoh Yunani

Merebak lara berarak-arak menyelimuti ruang di hati

Kini nampan takkan lagi berisi seperti sediakala

Menyisahkan puing-puing cerita di pagi buta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun