Mohon tunggu...
Hidayah Surya Masta
Hidayah Surya Masta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi-Universitas Muhammadiyah Jakarta

Hallo saya mahasiswa aktif fakultas ekonomi dan bisnis, angkatan 2021, Universitas Muhammadiyah Jakarta. kepribadian saya INFP, Hobi saya adalah membaca buku dengan topik self knowledge dan psikologi, Travelling, Photography, listening Music genre klasik, pop, Blues, and I like watching documentaries or horror and comedy genres.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Menghadapi Tantangan Baru Profesi Akuntan di Indonesia di Era Teknologi Digital

29 Juni 2023   16:51 Diperbarui: 30 Juni 2023   05:28 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Universitas Muhammadiyah Jakarta 

Di era modernisasi, teknologi digital terus berkembang saat ini, transformasi atau perubahan menjadi kata kunci yang mendefinisikan hampir setiap aspek kehidupan. Tidak terkecuali dalam bidang profesi akuntan yang mengalami perubahan signifikan dalam menghadapi tantangan serta peluang baru di era teknologi digital. Salah satu aspek utama transformasi akuntansi di era digital saat ini yaitu penggunaan teknologi otomatisasi dan kecerdasan buatan. Dahulu proses pengerjaan akuntansi yang rumit dan memakan waktu seperti penyusunan laporan keuangan serta analisis data dilakukan secara manual. Tetapi dengan adanya kemajuan teknologi, perangkat lunak yang cerdas dapat mengambil alih tugas-tugas tersebut. Sehingga menghasilkan sebuah efisiensi dan akurasi yang lebih tinggi dalam suatu penyelesaian akuntansi.

Persoalan saat ini, akuntan merupakan salah satu profesi yang paling terpengaruh oleh era big data, karena bidang pekerjaannya telah berkembang pesat berkat pertumbuhan teknologi informasi. Banyaknya sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi dapat mempermudah penyusunan laporan keuangan secara real time, yang dapat mengurangi beban biaya dan waktu serta meningkatkan keakuratan laporan keuangan, selain itu pengerjaan audit dapat secara otomatis dicatat dalam sistem, dan pengumpulan data dilakukan secara otomatis. Oleh karena itu, banyak kehawatiran bahwa di era sekarang, profesi akuntan sudah tidak dibutuhkan lagi dalam dunia kerja, karena sudah tergantikan dengan berbagai program akuntansi yang lebih mudah, cepat dan akurat dalam pencatatan transaksi keuangan.

Maka dari itu, Profesi akuntan dituntut untuk dapat relevan dengan kebutuhan masyarakat seiring dengan perkembangan globalisasi dan era industri yang selalu baru setiap harinya. Tuntutan profesi akuntan pada saat ini dan masa yang akan datang memang mengalami perubahan. Karena tantangan akuntan saat ini adalah menyajikan informasi dengan bentuk laporan guna pengambilan keputusan. Sedangkan tantangan akuntan masa yang akan datang adalah dituntut untuk menyiapkan informasi dengan menggunakan teknologi guna mampu melakukan perencanaan serta pengambilan keputusan sesuai dengan perubahan jaman, yang disebut dengan "Ekonomi Digital".

Jadi tidak mengherankan jika mendengar bahwa dunia akan mengalami perubahan besar dalam 10 tahun ke depan. Karena komputer dan sistemnya akan menjadi komoditas penting bagi perusahaan. Pada nyatanya memang di era digital ini sudah banyak sekali kehadiran teknologi canggih yang bisa membantu atau bahkan menggantikan peran manusia itu sendiri hal ini karena sistem komputer memiliki keunggulan atas minimnya kesalahan sementara manusia terkadang masih memiliki masalah human error. Seperti halnya dalam profesi akuntan sudah ada teknologi canggih berupa: Internet of  Thing (IoT), Big data, Cloud Computing, Artificial Intelligence (AI), cyber security dan lain-lain. Maka dapat diasumsikan selain bersaing dengan sesama manusia, di era sekarang manusia juga harus bersaing dengan kemajuan teknologi. Persoalan ini tentu harus menjadi sebuah tuntutan bagi seorang akuntan untuk menjadi lebih ahli di bidangnya.

Perkembangan Profesi Akuntan di Indonesia :

Profesi akuntan memiliki peluang yang menjajikan, maka tidak heran jika pertumbuhan lulusan akuntansi di Indonesia setiap tahunnya cukup signifikan. Menurut data Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), jumlah mahasiswa jurusan Akuntansi mengalami peningkatan selama dua dekade terakhir. Sekitar 60% mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomi mengambil jurusan akuntansi. Pada awal tahun 2016, terdapat sekitar 26.000 profesi akuntan yang terdaftar, dengan jumlah tidak lebih dari 1.000 orang diantaranya sebagai akuntan publik. Sementara pada tahun 2021, jumlah akuntan terdaftar bertambah sebanyak 40.000 orang, sedangkan jumlah akuntan publik bertambah menjadi 1.417 orang.

Jika menurut data Administrasi Kependudukan per 21 Juni 2023, jumlah penduduk Indonesia sekitar 282.085.215 jiwa, perbandingan jumlah akuntan yang terdaftar di IAI adalah sekitar 1 banding 68 ribu penduduk.  Apalagi jika melihat perbandingan dengan jumlah akuntan publik yang hanya 1.000 orang maka jika diakumulasikan sebenarnya itu adalah jumlah yang sangat sedikit untuk memenuhi kebutuhan akuntan bagi masyarakat.

Di tengah perkembangan globalisasi fenomena era Industri 4.0 juga telah memasuki Indonesia, tidak bisa dipungkiri perihal tersebut yang menjadi penyebab profesi akuntan cenderung bersaing dengan teknologi yang ada. Hal ini tentu menimbulkan kontroversi dari berbagai pihak. Persoalannya karena meski peluang kerja masih terbuka lebar, kualifikasi untuk diterima sebagai akuntan publik sangat tinggi. Ditambah lagi dengan ketatnya persaingan dan perkembangan teknologi, hal ini tentunya menggeser peluang seorang akuntan untuk bekerja secara kompeten sesuai harapan masyarakat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tantangan terbesar bagi seorang akuntan dalam menghadapi era digital adalah penguasaan teknologi, tantangan ini merupakan tantangan yang penting untuk dihadapi karena di era digital teknologi merupakan teman dekat segala aktivitas.

Maka untuk bisa menghadapi persoalannya, seorang akuntan harus memiliki jawaban atas tantangan yang pasti ada tersebut, caranya dengan menyikapi hal tersebut ke arah yang positif dan tidak mengabaikan segala perubahan yang terjadi saat ini. seorang akuntan harus bisa melihat peluang sekaligus meningkatkan soft skill and hard skill dalam hal teknologi dengan cara mengikuti pendidikan, pelatihan, dan pengembangan baik di bidang akuntan, auditing, teknologi informasi dan skill lain yang dapat menunjang profesi akuntan itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun