Malam itu...
Dingin mencengkem kalbu.
Kulihat kau terbaring lesu.
Hilang sudah canda tawamu.
Menjebakku dalam luapan rindu.
Tak kenal usia,
Tak kenal siapa,
Saat nyawa sudah menyapa,
Tiada yang bisa menghindarinya.
Kau pergi tinggalkan kami.
Tak sanggup aku menahan butiran bening di pipi.
Tak sanggup aku menghitung hari.
Hancur rasa di dalam hati.
Sungguh takkan terobati.
Aku menangis kehilanganmu.
Namun, jika tangis itu membuatmu bersedih di sana,
Maka aku akan mengubahnya menjadi ketegaran akan sebuah keikhlasan,
Karena aku ingin membuatmu tersenyum selamanya.
Kini aku sedang merindukanmu.
Kehilanganmu membuatku terpukul.
Sudah tak ada lagi tempat bercerita,
Sudah tak ada lagi tempat mengadu.
Kini jarak terlalu jauh.
Namun, sejauh apapun kau berada,
Aku yakin,
Tuhan menyampaikan rasa sayangku untukmu.
Kini hanya seuntai doa yang mampu kurangkai untukmu.
Semoga kau bahagia di surganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H