KLATEN⸺Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) Giat 9 Desa Soropaten melaksanakan program kerja “Pemberdayaan Wanita sebagai Agen Penggerak Pancasila” pada Selasa (30/7/2024). Program tersebut mengajak para wanita yang tergabung dalam PKK Desa Soropaten untuk dapat menciptakan produk bernilai jual dari bahan dasar yang kerap kali dipandang sebelah mata, yakni sampah plastik. Sebagian besar para anggota PKK adalah ibu rumah tangga. Produk tersebut nantinya bisa menjadi ladang usaha bagi para anggota PKK yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga, dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Mahasiswa KKN UNNES Giat 9 memberdayakan perempuan melalui sosialisasi atau pembekalan, pendampingan serta melatih ibu-ibu PKK Desa Soropaten. Di desa ini masih banyak yang menganggap bahwa sampah hanya sebuah barang tidak terpakai dan harus disingkirkan dengan dibakar, khususnya jika berupa sampah plastik. Kurangnya kreativitas dan inovasi dalam berkarya membuat mereka tidak paham dengan adanya pemanfaatan sampah tersebut menjadi sebuah kerajinan menarik.
Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNNES Giat 9 di Desa Soropaten mengajak ibu-ibu PKK untuk mengelola sampah menjadi kerajinan yang menarik dan memiliki nilai jual. Salah satu contoh kerajinan yang dapat dibuat adalah sebuah tas keranjang belanja dari bungkus kopi. Pelatihan ini tentunya sangat bermanfaat untuk kedepannya. Secara tidak langsung, mahasiswa KKN UNNES Giat 9 dan ibu-ibu PKK dapat mengurangi penumpukan sampah dan pembakaran sampah yang berdampak pada lingkungan sekitar melalui adanya program tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Soropaten. Ibu-ibu PKK sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini. Tahap demi tahap pembuatan kerajinan mulai dari pemotongan bungkus kopi, melipat, sampai menganyam menjadi sebuah barang, mereka amati dan lakukan secara teliti. Bahkan mereka berencana untuk mengumpulkan bungkus kopi untuk dibuat kerajinan yang lebih banyak. Mereka menyadari bahwa ternyata sampah dapat dimanfaatkan menjadi sebuah kerajinan menarik.
“Ternyata bungkus kopi bisa jadi tas bagus gini ya, Mbak. Padahal selama ini saya buang aja semuanya. Kegiatan ini sangat bermanfaat dan menambah inovasi baru untuk berkreasi. Besok lagi tak kumpulkan saja, tak bikin seperti ini, Mbak,” tutur Ibu Sri, salah satu anggota PKK.
Program ini digagas dengan harapan agar para anggota PKK, sebagai salah satu pionir kemajuan desa dapat meningkatkan kesadaran untuk turut berkontribusi dalam mengurangi pembakaran sampah di lingkungan sekitar serta dapat mengolah sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna dan bernilai jual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H