Mohon tunggu...
Hida Duweke Paijo
Hida Duweke Paijo Mohon Tunggu... -

aQ sedang berjuang meraih cita & Cinta........\r\ntetap semangat dan terus belajar.............

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pilih Nilai atau Pengoptimalan Anak?

14 Oktober 2010   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:26 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat ini pembelajaran disekolah dasar dilakukan dengan system kejar materi pelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum sehingga pembelajaran bukan diarahkan sesuai kemampuan peserta didik tetapi mengacu pada penjejalan materi pembelajaran yang sebenarnya walaupun tanpa diajarkan guru, anak mampu menghafalnya. Dengan pembelajaran seperti ini, maka pembelajaran menjadi sesuatu yang tidak bermakna dikarenakan mengacu pada suatu materi pada pelajaran tertentu sehingga materi pembelajaran terkesan menjadi bagian yang terpisah-pisah padahal ada beberapa materi dari masing-masing mata pelajaran yang dapat terkait. Dengan mengaitkan berbagai matari dalam berbagai mata pelajaran, maka siswa dalam sekali belajar akan memperoleh berbagai informasi dan tidak terpaku pada satu focus materi pembelajaran.

Sehubungan dengan hal tersebut pada diperlukan suatu pembelajaran yang dapat memadukan semua mata pelajaran. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan usaha untuk membuat suatu pembelajaran menjadi bermakna karena pembelajaran terpadu diajarkan dengan memadukan pembelajaran sesuai dengan pengalaman dan minat belajar anak. Pembelajaran terpadu diajarkan dengan memperhatikan minat belajar anak dan menekankan pada pada pengalaman yang dialamai anak sehingga memudahkan suatu materi masuk dalam memori otak anak.

Fenomena yang terjadi saat ini, sebagian besar guru tidak menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Anak cenderung dijejali berbagai materi yang seakan-akan tidak ada habisnya. Guru kurang memperhatikan apa yang sebenarnya diinginkan oleh siswa ketika siswa belajar di dalam kelas. Kenyamanan siswa dalam suatu pembelajaran mutlak diperlukan karena dengan adanya rasa nyaman maka siswa akan mudah menerima rangsangan pada otak mereka untuk mengingat dan bekerja mengolah suatu data. Dalam pembelajaran terpadu semua kegiatan pembelajaran berpusat pada anak artinya dalam pembelajaran terpadu guru hanya berperan sebagai pembimbing dan sebagai fasilitator. Guru bertugas membimbing siswa untuk menetukan tema dalam suatu pembelajaran yang akan siswa pelajari, guru berperan melayani siswa untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik secara maksimal. Di sekolah yang terletak di daerah perkotaan, pembelajaran terpadu dengan mudah bisa dilakukan karena didukung oleh fasilitas yang memadai, guru yang kompeten, dan anak yang memiliki kemampuan otak yang lebih baik. Tapi bagaimana apabila pembelajaran terpadu diberikan kepada anak-anak yang berada pada daerah non perkotaan atau daerah yang memang penduduknya memiliki tingkat kemampuan yang rendah “Apakah pembelajaran terpadu efektif digunakan?”.

Kelemahan mbelajaran terpadu adalah memerlukan waktu yang lebih lama karena dalam pembelajaran terpadu pembelajaran dilakukan dengan mengikuti kemampuan anak atau kapasitas dari anak dalam menyerap materi pembelajaran yang mereka pelajari dan juga diperlukannya fasilitas yang harus memadai bagu anak dalam belajar. Pengendalian waktu yang tepat menjadi kunci memudahkan pembelajaran terpadu digunakan dalam suatu pembelajaran. Kendala lain adalah bahwa pada akhir suatu pembelajaran kemampuan siswa cenderung diukur dengan skala nilai 0-100 berdasarkan aspek kognitif. Padahal dalam suatu pembelajaran yang berkembang tidak hanya aspek kognitif tetapi mencakup juga ranah afektif dan psikomotor. Dengan acuan semacam itu maka apabila pembelajaran sampai memakan waktu yang lebih lama padahal alokasi waktu yang disediakan terbatas yangkemungkinan berakibat materi tidak selesai diajarkan maka siswa tidak akan dapat mengerjakan soal akhir semester yang notabene adalah syarat bagi kenaikan kelas kelas. Nah apa yang harus guru lakukan, jika dengan pembelajaran terpadu maka kemungkinan materi yang diajar tidak akan selesai tepat waktu, namun jika menggunakan system pembelajaran yang konvesional kemungkinan siswa akan mendapatkan nilai yang bagus tapi hanya bersifat sementara. Mana yang kita pilih?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun