Mohon tunggu...
Hibatul Wafiroh
Hibatul Wafiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030029_UinSuka

Kun fayakun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Erau, Rahasia Mencengangkan di Balik Budaya Dayak Wehea

7 Juni 2023   11:44 Diperbarui: 7 Juni 2023   11:51 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimantan Timur, Indonesia - Setiap tahun, suku Dayak Wehea mempersiapkan diri untuk perayaan yang paling dinanti-nantikan dalam budaya mereka: Erau. Erau adalah sebuah perayaan yang memadukan keindahan, kegembiraan, dan kearifan lokal suku Dayak Wehea. Inilah saat di mana mereka mempersembahkan tradisi dan budaya mereka kepada dunia.

Erau merupakan momen yang sakral dan mengikat suku Dayak Wehea dengan alam, leluhur, dan dunia spiritual. Perayaan ini berlangsung selama beberapa hari dengan berbagai serangkaian upacara, pertunjukan, tarian, dan kegiatan budaya yang mengesankan. Erau adalah saat di mana suku Dayak Wehea menghormati dan menghargai alam sebagai sumber kehidupan dan keberlanjutan.

Salah satu highlight dari perayaan Erau adalah tarian tradisional suku Dayak Wehea. Para penari, dengan pakaian adat yang indah dan hiasan kepala yang menawan, menggerakkan tubuh mereka dengan lincah dan penuh semangat. Tarian ini menggambarkan kehidupan suku Dayak Wehea, keberagaman alam, dan mitos-mitos kuno yang melekat pada budaya mereka.

Selain tarian, upacara adat juga menjadi bagian tak terpisahkan dari Erau. Penghormatan kepada leluhur dan roh-roh diadakan dengan penuh kesakralan dan kekhidmatan. Ritual ini melibatkan doa-doa, persembahan, dan pengorbanan yang dipersembahkan kepada leluhur sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan berkah.

Pertunjukan musik tradisional juga menyemarakkan suasana Erau. Bunyi-bunyian dari alat musik tradisional seperti gendang, gong, dan suling mengisi udara dengan irama yang memikat. Musik ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi sarana untuk menghubungkan suku Dayak Wehea dengan alam dan roh-roh yang ada di sekitar mereka.

Perayaan Erau juga melibatkan pasar tradisional, di mana masyarakat lokal dan pengunjung dapat membeli berbagai kerajinan tangan, tekstil, dan makanan khas suku Dayak Wehea. Pasar ini adalah kesempatan bagi suku Dayak Wehea untuk memamerkan keahlian mereka dalam kerajinan tangan dan menjaga warisan budaya hidup.

Erau bukan hanya sekadar perayaan budaya suku Dayak Wehea, tetapi juga merupakan momen penting untuk memperkuat jalinan sosial dan hubungan antaranggota komunitas. Selama Erau, mereka berkumpul, berbagi cerita, dan merayakan kehidupan bersama. Ini adalah waktu yang berharga bagi suku Dayak Wehea untuk menghormati leluhur mereka, menguatkan ikatan keluarga, dan menjaga identitas budaya mereka yang unik.

Meskipun Erau merupakan perayaan yang menggugah dan penuh keindahan, tantangan pun ada. Pengaruh modernisasi dan perubahan sosial dapat mengancam kelangsungan dan pelestarian budaya suku Dayak Wehea. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat lokal, pemerintah, dan komunitas luas untuk mendukung upaya pelestarian Erau sebagai warisan budaya yang berharga.

Dalam Erau, suku Dayak Wehea membuka pintu budaya mereka kepada dunia. Perayaan ini menawarkan pesona yang memikat hati dan menjembatani kesenian, spiritualitas, dan kehidupan sehari-hari suku Dayak Wehea. Erau adalah waktu yang tepat untuk memahami dan menghargai kekayaan budaya yang mereka wariskan secara turun-temurun.

Kunjungan ke suku Dayak Wehea selama perayaan Erau adalah kesempatan untuk merasakan keindahan dan kearifan budaya yang hidup dan berkembang. Ini juga adalah ajakan untuk berpartisipasi dalam pelestarian dan pengembangan warisan budaya suku Dayak Wehea. Dengan melibatkan diri dan menghormati budaya mereka, kita dapat membantu melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya suku Dayak Wehea bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun