Mohon tunggu...
hiam
hiam Mohon Tunggu... Lainnya - menggiatkan kembali aktifitas yang lama tidak dilakukan

berbagi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sadari, Kita Memiliki Hak untuk Bahagia!

8 Mei 2023   15:35 Diperbarui: 8 Mei 2023   15:38 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

trauma psikologis hingga menjadikan seseorang menutup diri hingga menyalahkan diri sendiri dapat membuat hilang warna didalam hidup, namun dengan kasih sayang dari lingkungan  baik keluarga maupun teman sebaya membuat warna hidup itu akan kembali.

perasaan bersalah yang tidak pernah terselesaikan dan tervalidasi membuat bekas luka yang begitu dalam, seseorang akan kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri dan orang lain. jalan hidup pun semakin tidak jelas dan buram karena tidak ada keinginan untuk mencapainya hanya terus meratapi perasaan bersalah. apakah kita bisa menyelesaikan permasalahn itu sendiri? mungkin ada yang bisa, tetapi banyak juga yang semakin dalam tersesat.

dalam kondisi seperti itu tentu kita membutuhkan bantuan oranglain, tetapi apakah kita mau membuka permasalahan kita ini? tentu tidak mudah karena kita anggap ini sebagai luka yang kalau kita buka khawatir semakin terluka. dominasi pendangan negatif ini akan menjadikan orang-orangpun enggan dekat dan berurusan dengan kita, karena khawatir menjadi salah paham. kemudian keluarga apakah bisa membantu? kalau permasalahan datang dari keluarga tentu sulit untuk mengungkapkanya.

bila ini terus dibiarkan trauma psikologis ini akan menahun dan menjadi karakter yang melekat terhadap diri, orang mungkin akan mengenalnya sebagai sosok yang pendiam, tidak mau berinteraksi, susah diajak bercanda dan selalu menampilkan mimik yang sendu. ada beberapa hal yang bisa mengatasi rasa traumatis tersebut, pertama dan paling utama dari diri sendiri, yaitu sadar bahwa ada permasalahan dalam diri sendiri dan mau memperbaiki masalah tersebut kemudian dari keluarga dan lingkungan teman sebaya yang menyadari ada permasalahan dan mau meluangkan waktu untuk menyadarkan bahwa yang dilakukan saat ini tidak benar. selanjutnya pendekatan dan perhatian dari orang yang disayang (bisa pasangan) yang mengajak bergandengan dan menyadarkan ada hal yang perlu diperbaiki dari traumatis tersebut.

"kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya, kebahagiaan hadir dari hati yang aware terhadap diri, kebahagiaan sulit didapatkan bila kita terus berlari dari semua permasalahan dan kunci kebahagiaan ada di diri kita sendiri"

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun