Mohon tunggu...
Hafiz Hasibuan
Hafiz Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Filsafat Islam

Tinggal di Iran sambil studi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semangat Membangun Dari Iran

19 September 2014   00:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:17 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau misalnya kita jalan-jalan kenegara yang telah maju seperti Jepang, Eropa dan Amerika. Kita akan melihat kemajuan mereka adalah sebuah yang wajar. Kita tidak bisa membandingkan kemajuan mereka dengan negeri kita Indonesia. Kita akan maklum kalau negara-negara maju itu sepantasnya menikmati kemajuan mereka yang telah dimulai sejak berabad-abad yang lalu dan menjadi penguasa dunia dengan menjajah negara-negara kecil termasuk indonesia yang ada di benua Asia, Afrika, amerika dan Australia. Hasil jajahan itu yang memmbuat mereka mampu membangun kota-kota dan kekuatan militer mereka. Sehingga kita tetap melihatnya “wah”.

Tetapi bagaimana kalau kita jalan-jalan ke Iran. Suatau negara yang saat ini sedang ramai dengan isu nuklirnya. Kekhawatiran barat, Iran membangun nuklir sebagai sebuah senjata pembunuh masal. Sedangkan nuklir dalam pandangan pemerintahan Iran adalah tidak lebih untuk kepentingan sipil sebagai sebuah energi yang membantu kepentingan masyarakatnya. Negara yang menamakan Republik Islam yang menempatkan hukum-hukum Islam dalam landasan kenegaraannya tanpa terlihat keotoriteran bahkan modren karena islam di Iran tidak hanyadipimpin oleh seorang yang pemimpin spiritual tetapi juga demokratis yang aktif. Dapat kita lihat dari antusias dan keikut sertaan masyarakatnya dalam pelaksanaan pemili di Iran. Lebih dari delapan puluh persen masyarakatnya aktif dalam setiap pemilihan. Persentasi pemilihan ini tidak sebanding dengan negara maju yang jumlah keaktifan masyarakat untuk melakukan pemilihan jauh dibawah angka delan puluh persen pada saat ini.

Ketika kita berkeliling di jalanan kita berada dijalan yang besar, pinggirannya tidak ada pedagang kaki lima yang mengganggu gerak lalu lintas. Mobil-mobil yang ada dijalannan hampir semuanya mobil buatan dalam negeri. Mereka mampu membuat mobil sendiri. jenis Pegout yang misalnya sudah tidak diproduksi di prancis. Tetapi iran masih memproduksinya. Kemajuannya bisa dilihat bagaimana mereka menata kota yang teratur sebagai mana negara maju. Belum lagi dibantu dengan transportasi moderen kereta api bawah tanah dibeberapa kota seperti teheran dan mashhad. Sedangkan dikota lain terlihat proyek pembangunan monorel. Pengadaan bus kota yang bersih dan layak dengan harga murah. Jauh dan dekat tidak lebih Rp 1000,00. Kita bisa kemana-mana dengan biaya yang murah. Iran adalah negara empat musim. Ada musim semi, panas, gugur dan dingin setiap musim memang memiliki keunikan tersendiri. Kondisi alam yang seperti ini tidak membuat kota-kota seperti mati. Tetapi kota tetap dengan penghijauannya. Dimana-mana ada taman. Hampir disetiap pemukiman ada taman-taman yang lengkap dengan alat olahraga dan bangku-bangku untuk bersantai. Air, listrik dan gas geratis buat keluarga sederhana. Kegeratisan itu mereka dapat dari bantuan langsung yang di alirkan kedalam rekening kepala keluarga. Setiap orang mendapat dalam keluarga mendapat lebih kurang @ Rp 150.000.00. jadi mereka bisa mendapat Rp 150.000,00 dikali jumlah yang ada dalam keluarga. Dari uang ini mereka tidak sibuk memikirkan biaya air, listrik dan gas alam yang telah menyambung kedalam setiap rumah.

Pemerintah aktif dan terus membangun. Walaupun penduduknya sebanyak tujuh puluh lima juta tetapi tidak menghalangi mereka memajukan negaranya. Semua yang mereka lakukan membuat Iran semakin kuat dan diakui. Mereka terus bertahan untuk mengembangkan nuklirnya sebagai sebuah kemajuan. Dan mereka juga tetap didukung oleh rakyatnya. Iran dua puluh tahun yang lalu bukanlah negara hebat. Walaupun mereka mampu menang dari Irak yang mencoba mencaplok bagian dari negara mereka. Tetapi mereka telah mengorbankan ribuan syahid selama delapan tahun. Iran habis-habisan dalam mempertahankan kedaulatannya. Setelah itu mereka juga tidak bisa membangun dengan lancar. Barat habis-habisan mengembargo mereka. Bahkan semua aset mereka yang ada diluar negeri di bekukan. Mereka dilarang berbisnis dengan perusahaan asing. Bahkan sampai-sampai minyak merekapun dilarang dijual keluar negeri. Pesawat sipil mereka dilarang mengudara. Bahkan sebagian negara tidak memberikan avtur untuk mengisi pesawat sipil mereka. Bank mereka tidak aktif diluar negeri. Tetapi mereka bebas menentukan hak pilih mereka. Mereka bebas berkarya dinegeri mereka. Mereka bebas membangun negeri mereka. Mereka hidup tanpa barat. Tetapi barat tidak akan senang sebelum Iran bertekuk lutut dibawah aturan mereka.

Berharap indonesia bisa membangun seperti iran membangaun negerinya. Indonesia yang menjamin keadilan sosial. Semoga siapa-siapa yang jalan-jalan ke Iran terinspirasi untuk membangun Indonesia yang lebih bermartabat, berkeadilan dan tidak kalah dengan negara maju manapun apalagi dari negara tetangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun