Pada HUT TNI yang ke-75 ini, saya sebagai rakyat indonesia ingin menuliskan sedikit harapan saya kepada TNI yang memiliki beban dan tanggung jawab yang sangat besar menjaga kesatuan negera Indonesia yang sama-sama kita cintai.Â
Sebelumnya saya mengucapkan selamat ulang tahun TNI yang ke-75.
Sesuai Latar Belakang Pertimbangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia pada poin a menyatakan:
"Tujuan Tentara Nasional Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial".
Tujuan diatas tidak akan tercapai jika TNI bergerak sendiri tanpa disertai sinergitas bersama rakyat. TNI adalah rakyat itu sendiri, sehingga kesejehteraan dan kekuatan yang dimiliki rakyat secara umum akan menguatkan TNI sebagai sebuah lembaga. Oleh sebab itu, TNI dan rakyat harus saling bersinergi untuk kemajuan Indonesia. Sinergi ini juga harus berlanjut terus menerus.
Negara memfasilitasi semua yang dibutuhkan oleh TNI untuk mencapai tujuaannya. Jika TNI menyalahgunakan fasilitas tersebut, maka akan memperlambat kemajuan rakyat, memperlemah negara, dan dapat menghancurkan Republik Indonesia.
Ibarat pisau yang sangat tajam. Jika pisau itu membantu kebutuhan manusia dalam melakukan  pekerjaan sehari-hari maka hal itu baik. Tapi jika pisau itu dipakai untuk membunuh dan melakuan kejahatan lain maka hal itu tidak baik.
TNI adalah elemen terkuat di negara ini sedangkan rakyat adalah elemen yang lemah. TNI dapat melakukan apa pun termasuk mengkudeta penguasa yang resmi. Tetapi TNI juga dapat melindungi rakyat yang paling lemah sekali pun untuk tetap mendapatkan hak-hak kehidupannya.
Alhamdulillah TNI telah melakukan fungsinya dengan baik, walaupun ada sedikit masalah disana dan disini. Rakyat negera ini telah menikmati kemerdekaan yang ke-75.
Tokoh-tokoh kemerdekaan pada awalnya dari berbagai kalangan telah mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara yang baik. Mereka duduk dalam satu meja dan saling bermusyawarah. Akhirnya, dari masyarakat yang majemuk, terdiri dari suku, budaya, agama, bahasa, dan warna kulit yang berbeda menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.Â