Mohon tunggu...
H.F. Ribaay
H.F. Ribaay Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Informatics/Computer Science ITB Bandung, Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon I / ITB, Never Crack Under Pressure

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tentang Cinta Part 3

10 Juni 2016   10:05 Diperbarui: 10 Juni 2016   10:15 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini semua bermula dari pencarian jati diriku tentang cinta. Hal yang paling aku  tekankan ke dalam diri ini adalah rasa takut. Aku tidak boleh takut akan apapun di dunia ini. Tapi kenyataan adalah satu hal yang membuatku merasakan ketakutan yaitu takut kehilangan orang yang kucintai. Dan cinta itu begitu banyak bahkan merasakannya saja membuatku takut untuk tidak bisa membuatnya bahagia.

Berbagai cerita cinta aku alami. Saat aku menatap dikau aku merasa jatuh hati, cinta itu dahulu aku anggap sebagai rasa suka biasa seperti layaknya makan es krim di siang hari. Itulah cinta saat masa SD. Yaitu suka karena manisnya hidup dan manisnya senyuman. Ketika beranjak remaja cinta itu berubah menjadi rasa kehilangan. Berkali kulihat orang yang kucintai pergi dari hadapanku dan meninggalkanku untuk selamanya. Ketika aku mencintai seseorang karena kecantikannya dan mengatakan mungkin dia adalah yang terakhir, pada akhirnya aku ditinggalkan pula olehnya.

Hingga suatu ketika aku mulai merenungi apa makna cinta. Berawal dari cinta kepada Tuhan. Apakah yang mungkin membuat cinta kepada Tuhan? Tidak ada. Jikalau rupanya, aku belum pernah menjumpainya sedikitpun. Apakah dia menjanjikanku surga? Aku pun tidak tahu aku akan masuk neraka atau surga? Apakah dia menjamin hidupku bahagia? Aku juga tidak tahu apakah aku akan tertimpa nasib buruk atau nasib baik setelahnya? Yang aku tahu untuk mencintai Tuhan aku hanya butuh satu kepastian, bahwa Dia benar-benar ada.

Begitulah aku memahami cinta pada awalnya. Cinta ternyata bisa dibilang buta karena bukan mata yang menyebabkannya. Cinta ternyata bisa dibilang tanpa logika karena tidak ada logika yang mampu mendefinisikan cinta. Cinta bisa dikatakan tulus karena tidak ada satu pun harapan pamrih yang aku inginkan untuk mencintainya. Cinta ini ada tanpa harus aku menginginkannya dan tanpa harus disaat aku membutuhkannya. Cinta tiba-tiba hadir tanpa alasan dan menyebabkan aku tidak bisa melupakanmu dan merasa ingin membuatmu bahagia.

Pertama kali aku merasakan cinta ini pada saat beranjak dewasa. Ketika itu aku mencintai seorang wanita tanpa alasan yang jelas. Tatapan mata kita bertemu dan seolah waktu terhenti. Ini adalah pertama kalinya bagiku untuk cinta yang seperti ini. Bagaimana bisa aku jatuh cinta tiba-tiba? Apa karena dia cantik? Masih ada yang lain yang lebih cantik. Apakah dia kaya? Aku tidak pernah tahu latar belakang keluarganya. Apakah dia pintar? Aku merasa diriku masih lebih baik dalam hal pendidikan daripada dia. Aku cuma tahu kalau aku merasakan cinta dan aku tidak tahu apa sebabnya.

Aku mencintainya tapi cintaku ini tidak akan pernah lebih besar daripada cintaku kepada Tuhan. Karena itu komitmenku sebagai seorang pecinta adalah memberikan cintaku atas kadar yang tidak berlebihan. Aku tidak pernah mengajaknya untuk berpacaran dan aku tidak pernah berpikir untuk bisa berpikiran seperti anak laki-laki lain yang sedang jatuh cinta. Tapi aku tetap menyatakan perasaan cinta ini karena beban ini sangat berat jika hanya dipendam sendiri. Biarkan mereka tahu bahwa aku mencintainya dan cinta ini bukan cinta berlandaskan nafsu belaka. Dan aku tahu bahwa dia juga mencintaiku dengan caranya sendiri. Dan cinta ini pun berakhir dengan waktu yang perlahan-lahan memisahkan kita.

Bertahun-tahun berlalu aku tetap mencintainya, aku tetap merindukannya meskipun aku tidak pernah lagi bertemu dengannya. Mungkin inilah cinta yang sebenarnya, aku hanya tahu bahwa dia tetap ada di sana dan aku pun akan tetap mencintainya di sini. Tapi kadang takdir berkata lain, cinta kepada makhluk belum tentu abadi dan mungkin akan terhapus ketika waktunya tiba.

Kini aku telah dewasa, aku mulai mengerti apa itu cinta meskipun aku masih belum sepenuhnya menyadari itu. Jikalau waktu itu aku tidak pernah merasakan luka karena cinta mungkin sekarang aku tidak akan menemukan arti cinta. Aku percaya bahwa cinta itu tidak mengenal apapun dan cinta bukan karena nafsu belaka. Cinta juga tidak akan pernah menyelisihi Sang Pencipta di kala itu aku menyadari bahwa sebenarnya cinta ini tetap selalu ada di hatiku meski aku masih belum menyadarinya.

Dan akhirnya aku menyadari bahwa cinta yang lalu sebenarnya sudah tiada dan berganti dengan cinta yang baru. Aku tidak akan pernah mengajaknya menjadi pacar karena itu bertentangan dengan aturan Sang Pencipta, tapi mungkin aku ingin menikahinya segera karena aku tidak ingin merasakan lagi kehilangan karena cinta. Dan inilah yang berbeda bahwa cinta kepada seorang wanita kembali harus mendapat restu dan berkah dari penciptanya. Meskipun saat ini aku belum pernah mengatakan kepadanya tentang keseriusanku ini. Hal itu karena mungkin akan timbul konflik yang akan memecah kerukunan  yang selama ini ada. Aku memilih menunggu untuk waktu yang tepat daripada menyakiti perasaan orang lain. Entah apakah aku harus terus menunggu sampai cinta ini akan dihapus lagi ataukah aku akan menemukan waktu tersebut dan membuat dia mengerti.

Beginilah cinta, dengan tulus aku menulis tulisan ini untuk siapapun yang merasa kasmaran dan bingung dengan perasaan cinta yang sedang dirasakan. Jalan terbaik bagi para pecinta adalah mengembalikannya kepada Sang Penciptanya dan meminta restunya untuk meminang dia yang kau cinta.

"Aku tidak pernah tahu kapan dan bagaimana cinta akan datang tapi yang aku mengerti hanyalah bahwa aku sedang merasakannya."(Bang Ribay)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun