Negara Kita Negara Agraris Kata-kata tersebut selalu diucapkan oleh Guru disekolah dasar pada era tahun 80-an. Terbayang hamparan sawah dengan padi menguning, sementara pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur irigasi. pada masa tersebut merupakan masa keemasan pembangunan berbasis pertanian.Puncaknya ketika Indonesia mampu swasembada pangan (padi) dari salah satu negara pengimpor beras terbesar. Namun perlahan secara pasti terjadi pergeseran prioritas pembangunan dimana Industri menjadi tulangpunggung perekonomian nasional. Setiap daerah berlomba-lomba membentuk kawasan khusus perekonomian (jasa dan industri) dengan harapan mampu menyedot PAD dan menjadi sumber perekonomian bagi masyarakatnya. Wajah ruang setiap perkotaan menjadi hutan beton dan baja, sementara  kawasan perdesaan kalau tidak menjadi kawasan terpinggir dengan penghuninya menjadi kaum urban maka lahan pertanian tergeser menjadi lahan kritis dan belukar. Ada satu hal yang telupakan dalam keriuhan pembangunan, bahwa semua manusia yang ada di kota dan desa perlu makan. harga pangan melambung karena produksi pertanian menurun namun tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi petani, impor pangan semakin meningkat dari tahun ke tahun tetapi harga pangan masih terlampau mahal bagi masyarakat miskin. Perlu adanya penyadaran kembali bahwa pertanian masih menjadi salah satu prioritas pembangunan di Indonesia. Dimulai dari penataan ketersediaan pangan, pengaturan keberlanjutan produksi pangan dengan penyediaan lahan pangan berkelanjutan dan infratruktur pertanian yang handal (pembangunan dan pemeliharaan) dan pengaturan tata niaga pangan yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Semoga kata-kata "Negara Kita Negara Agraris" mampu menyadarkan kita bahwa untuk membangun mimpi menjadi Negara Maju dimulai dengan tidur pulas dalam keadaan tidak kelaparan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H