Hal yang lebih seru terjadi di program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) karena guru SD adalah guru segala ilmu. Jadi, hampir semua subyek yang diajarkan di SD akan ditekuni. Lalu, bagaimana dengan porsi tentang ilmu pendidikan secara umum? Tidak besar tentunya!
Di Finlandia, pabrik guru utama adalah fakultas pendidikan yang menelorkan guru SD. Kalau diperhatikan, materi yang dipelajari sampai lulus juga berkisar di sekitar materi umum SD dan konsep pendidikan.Â
Semua ini diselesaikan dalam waktu lima tahun dan sekaligus mendapatkan sertifikat pedagogi, yang setara dengan 60 ECTS (European Credit Transfer System -- SKS yang berlaku di seluruh Eropa sehingga memudahkan transfer SKS antar PT). Ini berarti ... % dari total SKS yang harus diselesaikan untuk jenjang magister.
Bagaimana untuk guru bidang studi? Sederhana, Anda yang menekuni Biologi dan ingin menjadi guru Biologi, maka Anda harus mengambil 60 ECTS dari fakultas Pendidikan untuk mata kuliah pilihan. Sebagai imbalannya, sertifikat pedagogi sudah ada di tangan saat Anda lulus.
Jadi, lulusan fakultas Pendidikan pada dasarnya merupakan sarjana pendidikan, bukan guru. Teman-teman alumni fakultas pendidikan bisa memberikan konfirmasi, bahwa proses kuliah bukan belajar menjadi guru.Â
Materi yang dipelajari lebih ke arah ilmu pendidikan seperti kurikulum, gaya belajar, konseling, psikologi dan perkembangan anak, dll. yang memang menunjang tugas sebagai guru. Jadi, tatkala Indonesia memberikan gelar S.Pd atau M.Pd menurut saya sudah tepat. Gelar tersebut tidak mencerminkan kapasitas sebagai guru. Oleh karena itu, pemerintah mencanangkan program sertifikasi guru.
Sertifikat pedagogi
Sertifikat pedagogi menjadi kartu truf bagi setiap orang yang ingin menjadi guru sekolah di Finlandia. Tanpa sertifikat ini, bisa dipastikan harapan dan keinginan menjadi guru pasti kandas! Namun, memiliki sertifikat ini juga bukan jaminan untuk diterima sebagai guru.
Dalam teori mengajar ada beberapa hal penting yang harus dilakukan, seperti mendefinisikan hasil luaran belajar (learning outcome), metode yang digunakan, rancangan materi belajar dan bahan ajar, dll. Hasil luaran belajar harus jelas sehingga dapat dievaluasi dengan mudah. Bagian ini sering kali disalahartikan sebagai tujuan belajar, tetapi sebenarnya bisa diarahkan ke kompetensi.
Ada banyak metode pengajaran yang saat ini sudah dikembangkan berdasarkan situasi dan kondisi peserta belajar. Contoh, belajar dari sebuah masalah (problem-based learning) dikembangkan berdasarkan kebutuhan peserta belajar untuk menggali sesuatu berdasarkan permasalahan yang dihadapi. Selain itu, beberapa orang bisa belajar dengan efektif dengan mengetahui permasalahan yang mungkin akan dihadapi.