Masih ingat iklan minyak kayu putih cap Lang yang ditutup dengan tag line "buat anak koq coba-coba"? Maaf, saya belum menemukan clip iklan tersebut. Kalau ada yang punya, saya mau lho dibantu. Sekedar catatan, sebuah blog mengutip tag line iklan tersebut. Blog lain juga mencatat hal yang sama. Kumpulan kutipan iklan ini juga memuat hal yang sama. Tag line ini muncul sekitar tahun 1990an.
Menurut saya yang tidak ahli dalam bidang periklanan, tag line tersebut ingin mengatakan bahwa produk cap Lang adalah produk berkualitas. Jadi, menggunakan produk cap Lang bukan untuk mencoba.
Pernah dengan iklan V-Fresh di radio? Dialog yang diperdengarkan sempat membuat saya tersenyum. Iklan ini ditutup dengan tag line "dari cap Lang ya harus coba"! Apakah cap Lang lupa dengan tag line "buat anak koq coba-coba"?
Kemungkinan lain adalah tag line pertama untuk iklan TV sedangkan tag line terakhir untuk iklan radio. Apakah memang dalam dunia iklan hal ini diperbolehkan? Saya tidak tahu..., tetapi menurut saya, tag line seharusnya konsisten.
Tag line "dari cap Lang ya harus coba" memunculkan pemikiran baru terhadap produk V Fresh. Produk minyak kayu putih yang diangkat dengan tag line "buat anak koq coba-coba" ingin menunjukkan bahwa produk ini berkualitas. Bagaimana dengan V Fresh? Sepertinya cap Lang kurang yakin dengan produk ini sehingga menyarankan masyarakat untuk mencobanya. Kalau kurang yakin mengapa produk ini diluncurkan ke masyarakat?
Satu lagi yang menarik dari iklan versi radio ini adalah keinginan untuk menekan produk lain (ini wajar dan boleh saja dilakukan dalam 'perang iklan' di media). Dalam dialog tersebut terdengar seorang wanita berkata bahwa pakai minyak angin tidak perlu dihitung seperti sebuah iklan minyak kayu putih aroma terapi yang lain (oles 8 kali). Dalam dialog tersebut, wanita tersebut mengatakan bahwa pakai V Fresh tidak perlu dihitung-hitung, cukup 3 kali oles. Memang 8 lebih besar dari 3, tetapi bukankah itu tetap dihitung?
Kita banyak menemui model iklan yang seperti ini di media. Sepertinya ini perlu menjadi perhatian bagi para pembuat iklan untuk memperhatikan dengan baik pemakaian kalimat dalam iklan tersebut. Selain itu, para pembuat iklan juga harus memperhatikan sejarah iklan dari sebuah perusahaan. Ini akan menghindarkan iklan itu dari hal-hal yang tidak konsisten seperti halnya dengan tag line pada cap Lang. Perusahaan juga harus punya catatan tentang setiap iklan yang pernah dibuatnya sehingga tidak memunculkan iklan-iklan yang berada 'di luar jalur' yang sudah dibuat sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H