Membelah Hutan Jati Senduro, Dinginnya Terasa di Kumbolo.
Memang sebenarnya tidak sedingin Ranu Kumbolo, tapi 18 sudah menyapa Senduro di Malam - Pagi hari. Langit juga terkadang membiarkan rembulan hadir memberi kesan Romantis. Suasana redup syahdu membuat dataran tinggi Desaku semakin ngangenin. Ditambah lagi Bulan Ramadhan saat tepat bersantai bareng Keluarga.Â
Anak-Anak sudah banyak meramaikan sore dengan suara petasan. Gelak tawa itu yang nyata berkah ramadhan. Orang kaya - miskin menahan lapar dan dahaga sembari merindukan manis berbuka puasa. Pohon Jati yang saya lewati nampaknya juga ikut berpuasa, hingga kedua sisi sebelah jalan banyak yang melambai.
Hahaha Tidaklah, belum ada juga yang mampu menerjemahkan bahasa pepohonan. Kini biarkan saya tersenyum melihat hutan jatian terbelah dengan jalan aspal mulus menawan. Tempat ini juga berarti ucapan selamat datang untuk sanak saudara yang mau ke Desa Senduro. Anginnya juga semilir cuy, merayu pengunjung untuk sejenak singgah.
Malam harinya, tadarus Alquran terdengar di setiap masjid. Lengkap membuat ramadhan begitu terkenang. Menu berbuka dengan Lauk Pauk NDeso sepertinya tidak tergantikan. Nasi Jagung, Lauk Ikan Asin, Tahu, Tempe, Sambal, masih tetap relevan di tengah iklan Pizza Hut dan M Donald yang membanjiri televisi.
Disini melihat iklan sambil makan tempe yang dicocol sambal rasanya juga sudah sama. Toh apa sih yang nggak enak untuk orang yang berbuka puasa?, saya pikir tidak ada. Sebab puasa menyadarkan kita untuk mulai menikmati Lapar sebagai Berkah tanpa mengeluh. Alhasil, begitu nikmatnya berbuka puasa dengan keceriaan keluarga kita di Rumah.
Selamat Berbuka Puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H