Mohon tunggu...
Hawin Fizi Balaghoni
Hawin Fizi Balaghoni Mohon Tunggu... Aktivis Kemanusiaan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alumni Universitas Negeri Surabaya. Pedagang Kecil dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menulis Menjadi Hobi - Traveler - Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meraba Akar Pikiran Pemilih Calon Bupati Lumajang

11 April 2018   12:45 Diperbarui: 11 April 2018   12:52 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meraba Akar Pikiran Pemilih Calon Bupati Lumajang.

Dunia maya menjadi sarana paling genit dewasa ini. Banyak para pegiat yang mulai untuk beradu peran demi mendapat suara dari masyarakat. Tidak terkecuali para pemuda hits lumajang dari kalangan Seni, mereka mengerahkan keahliannya menjadi juru kampanye para calon. 

Beberapa ada yang sangat kritis, tapi kritis kalau mengomentari pendapat paslon lainnya.  Jadinya media sosial tidak jadi ajang diskusi, lebih kepada saling menyindir satu sama lainnya. Jarang ada yang mengulas keunggulan dan kelemahan pasangan idolanya sendiri. Apakah ini sehat? Yah, tentu memang harusnya seperti itu. 

Tapi bayangkan jika juru kampanye menjadi lebih berimbang?, tentu akan lebih menarik. Sekiranya pemuda menjadi juru kampanye tentu tidak ada resiko apapun dari geraknya, jabatannya, dsb. Pemuda lebih luwes dalam peran sosialnya, sebab mereka juga bagian dari pemilih kontemporer mengingat usia yang relatif lebih panjang untuk berkiprah.

La kehadiran juru kampanye dadakan juga cukup unik. Asal dapat foto dengan paslon, mereka menjadi bangga dan beberapa status medsosnya naik dari level biasa menjadi tergila-gila. Muncul siasat untuk mengelu-elukan agar calon idola menjadi begitu menggoda untuk dipilih. Faktanya, dari itu situasi Pilkada begitu kuat menyedot perhatian berbagai lapisan masyarakat.

Situasi seperti ini sebenarnya yang diharapkan masyarakat dapat memunculkan kedewasaan berfikir dari tokoh yang netral. Ia tidak terprovokasi dan menggiring opini, melainkan menyadarkan dengan ide pimikiran baru yang nanti dapat mengawal setiap janji-janii para paslon agar dapat terwujud. Tim Pengawal janji-janji pemenang pemilu juga tidaklah harus baku/formal melainkan sekumpulan pegiat yang dengan mudah dan luwes yang nantinya mengingatkan kepada pemenang pemilu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun