Mohon tunggu...
Hawin Fizi Balaghoni
Hawin Fizi Balaghoni Mohon Tunggu... Aktivis Kemanusiaan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alumni Universitas Negeri Surabaya. Pedagang Kecil dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menulis Menjadi Hobi - Traveler - Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pohon Durian Gencono Tertua di Kabupaten Lumajang

25 Maret 2018   13:31 Diperbarui: 25 Maret 2018   13:39 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia pohon ini diperkirakan sudah 1 abad lebih, lingkar batang pohonnya sekitar 4 meter. Sebenarnya wisata durian haruslah memiliki sejarah durian legendarisnya. Maka ini patut untuk dijaga, sebab adanya Cita Rasa yang Khas pastilah berawal dari Pohonnya. Durian Gencono dikenal dari mulut ke mulut para pecinta durian se-kabupaten Lumajang, sehingga kabar yang tersiar pun teruji kebenarannya.

" Pohon Durian Gencono ini sudah paling tua. Sejak saat saya kecil pohonnya sudah besar begini. "

kata narasumber mbah Dul Kusen yang saat ini berusia 91 th.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Saya pun mencoba memantau langsung ke kebunnya. Menurut mbah dul juga beberapa bibit Pohon Legendaris Durian Gencono ini telah banyak di tanam di kebun lain.

Dahulu, Biji dari buah Durian Gencono sengaja ditanam untuk membudidayakan citara rasa Durian Gencono khas Pahit-Manis-Bersoda, kini pohon ini telah memberikan keistimewaan bagi lidah para penikmat kuliner. Saya merasa potensi ekonomi dari Durian Gencono dapatlah menarik wisatawan untuk berkunjung. Bukti sejarahnya kuat, Pohon ini menjadi saksi dimana perkembangan perekonomian pedesaan patut untuk dikembangkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun