Kalau ada orang tiba-tiba baik trus nyalonin diri jadi calon bupati di lumajang, maka jangan heran bahwa memang sebenarnya dia orang yang sungguh baik. Itu soal waktu dimana masa kampanye memang cocok menjadi masa bersedekah/beramal sholeh layaknya bulan ramadhan.
Maka sudah sepatutnya kalau rasa negative thingking kita kepada tabiat para paslon kita hapus sebersih mungkin, sebab takut kualat toh mereka memang para sufi yang mencalonkan diri menjadi pemimpin di lumajang. Kita mulai lupa bahwa zaman mulia itu harus tanpa kritik sinis, kita mudah cemburu kalau orang lain berbuat baik mendahului kita sendiri.
Bahkan saat ini banyak yang mengandalkan fitnah untuk melawan lawan politik, sementara mereka sebenarnya tidak melawan siapa-siapa selain benih fitnah yang mereka tabur itu tidak tumbuh sedikit pun sebab hati mereka meredam situasi dengan beristigfar setiap saat. Indahnya lumajang milik kita ini, tampak dari segi apa pun. Mau bicara Alam, Panoramanya aduhai indahnya. Istilahnya hidden paradise, surga yang tersembunyi dari iblis, sebab kecuali Iblis, kalau Manusia dan Jin baik pasti sudah tau indahnya lumajang. Maka kita harus bersyukur semaksimal mungkin atas warisan keindahan ini, juga kita jangan lupa bila suatu saat cucu-cucu kita menagih keindahan lumajang tetap terjaga.
Tanggung jawab ini harus dengan gembira kita laksanakan layaknya kita sudah berada di surga, toh kita setuju kan lumajang itu hidden paradise?. Maaf untuk kaum ifrit dan Iblis, kita bangga menjadi generasi lumajang. Kita sudah tergila-gila dan Sakau untuk melihat dengan kaca mata baik. Maka jangan sekali menabur kebencian, rasa khawatir, rasa takut, rasa gelisah, rasa sedih atas situasi lumajang saat ini.
Berasa ada yang aneh dengan angka 1,2,3 menjelang pemilihan pilkada. ungkapan apalah arti sebuah nama, telah berganti saling mengkeramatkan nomer urut masing-masing calon. Para filsuf muncul dengan mengkaitkan peristiwa dan keampuhan angka-angka hasil lotrean itu. Ayolah mulai rasional saja, tidak usah lebai dengan angka-angka. Saat ini jangankan angka 1,2,3 masyarakat tidak mungkin salah atau tertukar pemilihan hanya dengan angka. Kita melihatnya sosoknya, kiprahnya, tawaran program-programnya. Sudah bukan jamannya fanatik dengan angka, masyarakat sudah semakin cerdas kok. Apalah arti sebuah angka, kalau untuk kampanye tolong jangan kaitkan hal-hal yang tidak masuk akal.
Mendukung Belum tentu Memilih.
Hayo ada yang mendukung tidak tentu ada yang memilih, tetapi jika ada yang memilih tentu sekagus nantinya ada pendukungnya. Jangan kaget kalau masyarakat semakin tidak tertebak. 2018 ini ajang siasat untuk mensiasati. Ajang pilih tanding untuk mengawal yang benar-benar kuat bertanding. Siapa masyarakat itu? Mereka yang mulai jernih untuk menyadari keputusan mereka membawa perubahan lumajang yang lebih baik. Mereka yang tidak bisa dibeli rayuan "bedak" politik. Kuatkah mereka? Insyaallah kuat dan mendominasi suara nantinya. Sebab siapa saja yang sudah disayangi Allah SWT pastilah selalu menang dan tidak pernah merugi.
