Mohon tunggu...
Ahmad Syauqi
Ahmad Syauqi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Manusia Tanggung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pikir-pikir Lagi

8 April 2014   01:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:56 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

2014, merupakan tahun politik atau juga bisa disebut ‘Pestanya Pemilu’. Banyak tokoh-tokoh politik yang mendaftarkan dirinya untuk menjadi pemimpin negara tercinta Indonesia ini. Salah satunya ialah Prabowo.

Lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951, bernama lengkap Letnan Jendral Prabowo Subianto Djojohadikusumo adalah seorang mantan Danjen Kopassus, pengusaha dan politisi. Prabowo Subianto atau yang biasa dipanggil Prabowo ini adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya. Prabowo Subianto sering disebut sebagai jendral kontroversial. Prestasi, dan kontroversi Prabowo dimulai saat ia mendaftarkan diri di Akademi Militer Magelang pada tahun 1970. Lulus pada tahun 1974, tahun 1976 Prabowo dipercaya sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan sebagai bagian dari operasi Tim Naggala di Timor Timur.

Minat Prabowo pada dunia kemiliteran dan memiliki jiwa nasionalis yang luar biasanya rupanya merupakan titisan turun-temurun dari keluarga ayahnya. Kakeknya, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, adalah salah satu pendiri Partai Indonesia Raya (PARINDRA) dan pendiri bank BNI 1946, RM Margono juga adalah Ketia Dewan Pertimbangan Agung Sementara pertama dan anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUKI). Dan, kini nama kakek Prabowo ini sudah diabadikan menjadi nama sebuah gedung di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Sementara dua orang pamannya Letnan Sujono Djojohadikusumo dan Sersan Mayor Subianto Djojohadikusumo gugur dalam Peristiwa Lengkong di Tangerang tahun 1946. Bahkan oleh sang Ayahnya, kedua nama pamannya ini ditambahakan pada namanya (Subianto) dan adiknya Hasyim (Sujono), dengan harapan keduanya memiliki jiwa patriot seperti kedua paman mereka.

Pada bulan Desember 1978, Kapten Prabowo memimpin pasukan Den 28 Kopassus yang ditugaskan untuk membunuh pendiri dan wakil ketua Fretilin, yang pada saat itu juga menjabat sebagai Perdana Menter pertama Timor Leste, Nicolau Dos Reis Lobato. Lobato tewas tertembak di perut saat bertempur di lembah Mindelo pada tanggal 31 Desember 1978. Dalam keberhasilan misi tersebut, Prabowo mendapatkan kenaikan pangkat. Pada tahun 1990-an, Prabowo terkait dalam sejumlah kasus perlanggaran HAM di Timor Timur. Pada tahun 1995, ia sempat menggerakan pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror kepada warga sipil. Peristiwa ini nyaris membuat Prabowo baku hantam dengan Komandan KOREM Timor Timur pada saat itu, Kolonel Inf kiki Sjahnakrie, dikantor Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Adang Ruchiatna. Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini dituntaskan. Menurut pakar Adnan Buyung Nasution, kasus ini belum selese secara hukum karena belum pernah diadakan pemeriksaan menurut hukum pidana.

Pada tahun 1997-1998, Prabowo diduga kuat mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi. Setidaknya 14 orang, termasuk seniman ‘Teater Rakyat’ Widji Thukul, aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima masih hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal, Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk mengeksekusi operasi tersebut. Namun demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut hingga sekarang, walau Tim Mawar sudah dijebloskan ke penjara. Para korban dan keluarga korban juga sama sekali belum memaafkannya dan terus melanjutkan upaya hukum. Sehingga berupaya menuntut keadilan dengan mengadakan aksi ‘Diam Hitam Kamisan’, aksi demonstrasi diam didepan istana negara setiap hari Kamis. Prabowo dan kolegannya, Sjafrie. Syamsuddin, juga tidak pernah memenuhi panggilan Komnas HAM yang berusaha untuk menyelesaikan kasus.

Setelah tidak aktif di kemiliteran sejak tahun 1998, Prabowo lebih banyak menghabiskan waktunya di Yordania dan sejumlah negara Eropa dan Asia. Ia lalu terjun ke dunia usaha, membantu adiknya Hasyim Djojohardikusumo yang sudah lebih dulu sebagai usaha minyak di Kazakhstan.

Dan sekarang Prabowo kembali ke muka publik dengan melakoni bidang politik. Menurut kabar yang diberitakan Prabowo mencalonkan diri sebagai Presiden dari partai GERINDRA. Prabowo Subianto adalah satu kandidat Presiden yang harus diperhitungkan. Berbagai jejak pendapat menunjukan popularitas dia cukup tinggi setidaknya hampir selalu berada di tiga tingkat teratas nama-nama capres yang akan dipilih responden. Tapi menurut opini publik, sebagaian masyarakat masih takut akan bangkitnya kembali seperti tragedi 98, dimana kasus Prabowo hingga saat ini belum tuntas dan masih dipertanyakan.

Sebagian bukti mengatakan bahwa sumber penghasilan Prabowo itu bukan berasal dari berjalannya bisnis maupun usahanya, melainkan dari hasil korupsi jaman orde baru selama puluhan tahun dan digunakan Prabowo untuk membeli kepopularitasannya dengan segala cara. Serta usaha sebenarnya Prabowo itu adalah tukang tagih utang yang mencapai angka Triliun, dengan hasil perasnya Prabowo dikiri dan dikanan itulah yang dapat membiayai biaya kampanye Prabowo.

Jika kita mengingat pada kasus beberapa waktu yang lalu seperti TKW Indonesia yang berada di Malaysia yang tersangkut kasus pidana hingga mendapat hukuman mati dengan segala usaha Prabowo menyelamatkan TKW tersebut dari kasus pidananya dan melepaskannya dari hukuman mati. Bagi sebagian masyarakat ada yang mengatakan ini tindakan pencitraan dari Prabowo untuk memperbaiki masa silamnya agar dapat dinilai baik dengan menguji sejauh mana resistensi masyarakat terhadap dirinya ditahun ini. Ternyata terbukti sangat sedikit masyarakat yang mengingat bahwa mantan Jendral Kopassus itu pernah berbuat salah di era rezim orde baru.

Tetapi bagi sebagian masyarakat mempercayai Prabowo mempunyai elektabilitas yang tinggi dan berdasarkan hasil survei Prabowo berada di tingkat paling tinggi diantara kandidat calon presiden yang lain. Hasil survei SMRC yang melansir sebanyak 59 persen warga ibukota Jakarta tak mengetahui rekam jejak Prabowo. Dan kemungkinan hal ini akan semakin meyakinkan Prabowo untuk menaikan lagi popularitasnya menuju pemilihan presiden 2014.

Banyak terjadi pro dan kontra ketika Prabowo memutuskan dirinya menjadi capres 2014. Banyak rakyat yang percaya bahwa Prabowo telah berubah, mereka dengan gampang percaya atas semua pencitraan Prabowo tanap menelaah apa yang telah dilakukannya di masa lalu. Setelah kejahatan yang telah dilakukannya dia menghilang dan sekarang kemabali, menggunakan suap dan lobi kemana-mana. Sungguh luar biasa sifat Prabowo memanfaatkan semuanya.

Jika kita liat tentunya sangat banyak catatan hitam dimasa kelam Prabowo dan sebagai mantan Jendral yang dipecat secara tidak hormat dari TNI, Prabowo belum pernah mempunyai pengalaman pegang jabatan sipil. Karakter Prabowo yang militeristik ambius dan meledak-ledak itu terbukti tidak diterima di militer sekalipun. Kasus Prabowo jadi diktator jika terpilih jadi presiden, sangat besar. Sifat kejam dan kebengisan dominanpun akan terbawa-bawa. Asal usul kekayaan, dugaan-dugaan penggelapan dan manipulasi pajak, ketidak patuhan terhadap hukum dikatorian, otoriterian, melekat pada sosok Prabowo.

Mengambil fakta diatas sudah bisa menjadi acuan untuk tidak terpengaruh terhadap semua strategi dan manipulasi yang dilakukan Prabowo diberbagi media masa maupun cetak. Apabila prabowo terpilih menjadi presiden, akankah menjadi presiden yang bisa mewujudkan keinginan rakyat sementara banyak catatan hitam yang mengiringi langkah Prabowo menuju RI 1. Akankah kejadian era reformasi 1997-1998 akan terulang yaitu penculikan dan pembunuhan bagi yang menentangnya.

Berukut ini adalah sajak buatan Prabowo yabng berjudul “Asal Santun”

Boleh bohong asal santun

Boleh mencuri asal santun

Boleh korupsi asal santun

Boleh ingkar janji asal santun

Boleh khianat asal santun

Boleh ingkar janji asal santun

Boleh jual negri asal santun

Boleh menterahkan kedaulatan negara kepada negara asing asal santun                                    (dikutip dari kompas.com)

Jadi, pikir lagi untuk memilih pemimpin bagi neraga Indonesia ini agar tidak menyesal untuk kedepannya.

N.B.  Tulisan ini adalah karya Fahd Afdallah Ramadhan, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. Saya diminta tolong untuk mempublish tulisan ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun