Mohon tunggu...
RIZKI IKA YP
RIZKI IKA YP Mohon Tunggu... Freelancer - SHARING IS CARING, THO THE WORDS

Seorang yang sedang belajar menulis ketika lisan tak cukup mampu mengungkap apa yang ada di dalam pikiran. Reach me on Telegram : heyouawesome

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Rasa

23 Maret 2022   12:30 Diperbarui: 23 Maret 2022   15:30 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja sore ini mencipta siluet sendu

Hujan telah sempurna mengulang kisah lalu

Tanpa permisi membuncahkan isi memori otak

Namun tubuh kuyup itu masih tak bergeming

Kakinya terpaku

Hatinya menghangat

Lukanya menggeliat nyata

Netranya nanar menatap barisan gedung tinggi ibu kota

            Bukankah angin berbisik lebih mesra ketika hujan mendesis?

            Seolah membawa angan berkontemplasi ke masa lalu

            Melempar jauh harap pada kisah yang tak mampu diulang

            Entah tentang rasa yang pernah terasa begitu manis

            Atau tentang rasa yang pernah terasa begitu getir

Langit pun kian pekat meracau kalbu

Berkali memaksa diri mengecap pilu

Membekukan ramainya alur hidup bagai tanpa gerak

Pendar lampu jalan bahkan tak lagi mampu menguning

Jiwanya layu

Arinya mengerut

Fisiknya semakin tak kuasa

Langkahnya terseok mencari penyangga

            Mengapa riuhnya Jakarta seakan berubah setandus gurun?

            Tubuh ringkihnya hampir menggigil kaku

            Mengabaikan suara ramai di sekeliling menyisakan dengung

            Tak ayal mengundang untaian kata sinis

            Atau hanya sekedar alasan untuk pergi menyingkir

Ah, tak apalah dengan sketsa hati itu

Toh hanya wujud rasa manusiawi

Takdirnya ke depan pun masih samar

Tak berbentuk

Hanya keyakinan serta doa yang kelak menjaganya


Oleh: RIZKI IKA YUNI P

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun