Mohon tunggu...
heykalali
heykalali Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Memulai apa yang telah dimulai dan menyelesaikan apa yang telah dimulai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan etika komunikasi di era digital: dampaknya terhadap media massa

19 Januari 2025   15:55 Diperbarui: 19 Januari 2025   15:55 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di dunia digital, media massa sering kali terjebak dalam perang informasi yang mengarah pada manipulasi opini publik. Terkadang, media memilih untuk menyajikan berita berdasarkan sudut pandang tertentu yang lebih menguntungkan pihak-pihak tertentu, bukan untuk memberikan gambaran yang objektif. Bias dalam pemberitaan, baik itu bias politik, ideologis, atau komersial, dapat merusak tujuan dasar jurnalistik, yaitu menyajikan informasi yang akurat dan berimbang.

4.Penyebaran Kebencian dan Polarisasi Sosial

Media sosial dan platform digital lainnya memberikan ruang bagi penyebaran ujaran kebencian dan polarisasi sosial. Konten yang bersifat provokatif dan emosional sering kali lebih banyak mendapatkan perhatian dibandingkan dengan konten yang mengedukasi atau memberikan solusi. Hal ini dapat memperburuk ketegangan sosial dan menciptakan polarisasi yang lebih tajam di masyarakat. Media massa yang berperan sebagai agen informasi perlu berhati-hati dalam memilih dan menyaring informasi yang dapat memperburuk situasi sosial.

5.Peran Algoritma dalam Penyebaran Informasi

Algoritma yang digunakan oleh platform digital, seperti media sosial dan mesin pencari, turut berperan besar dalam menentukan jenis informasi yang dilihat oleh audiens. Algoritma ini cenderung memperkuat bias individu dengan menampilkan konten yang sesuai dengan minat atau pandangan yang telah tercatat sebelumnya. Meskipun ini meningkatkan keterlibatan pengguna, hal ini juga berisiko menciptakan "echo chamber" yang membatasi pandangan dunia dan memperburuk polarisasi sosial. Media massa harus memahami dampak algoritma ini dan berupaya untuk tetap menyajikan informasi yang beragam dan objektif.

Echo chamber, di sisi lain, merujuk pada situasi di mana informasi yang sama berulang kali disebarkan dan dikonsumsi oleh kelompok yang sepaham, tanpa adanya ruang untuk interaksi dengan pandangan atau sudut pandang yang berbeda. Kedua fenomena ini berpotensi merusak proses komunikasi yang sehat dan berimbang, serta memperburuk polarisasi sosial. Dalam konteks media massa, fenomena ini berpotensi mengarah pada pemberitaan yang sepihak, tidak objektif, dan cenderung mengabaikan keberagaman opini yang ada di masyarakat.

Etika komunikasi di media massa semakin tergerus karena adanya tekanan untuk mengakomodasi selera pasar dan pembaca, yang seringkali mengarah pada pemberitaan yang tidak berimbang atau terlalu mengedepankan pandangan mayoritas. Media massa harus menemukan cara untuk mempertahankan prinsip keseimbangan dalam penyampaian informasi, sambil tetap menghormati keberagaman opini.


6.Tanggung Jawab Sosial Media Massa.

Sebagai institusi yang memegang peran penting dalam pembentukan opini publik, media massa memiliki tanggung jawab sosial yang besar di era digital. Media harus melaksanakan kewajiban mereka dengan penuh tanggung jawab, baik dalam hal menyajikan informasi yang akurat, menjaga objektivitas, serta memastikan bahwa konten yang disajikan tidak merugikan pihak lain. Oleh karena itu, penting bagi media massa untuk memiliki kode etik yang jelas dan implementasi yang ketat, serta melakukan verifikasi informasi secara menyeluruh sebelum dipublikasikan.

Di era digital, kebebasan berbicara adalah nilai yang sangat dihargai. Namun, kebebasan ini harus tetap dibatasi oleh tanggung jawab sosial untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan, dilecehkan, atau dihina. Di media sosial, siapa saja bisa mengungkapkan pendapat mereka tanpa filter, yang sering kali berujung pada penyebaran ujaran kebencian, fitnah, atau bahkan ancaman kekerasan. Dalam banyak kasus, media massa pun terjebak dalam persaingan untuk menjadi yang tercepat dalam memberitakan suatu peristiwa tanpa memperhatikan dampak sosial yang lebih luas.

Penyebaran kebencian dan fitnah ini tidak hanya merusak citra individu atau kelompok tertentu, tetapi juga dapat memperburuk polarisasi sosial yang sudah cukup tajam di banyak negara. Media massa harus dapat mengelola kebebasan berbicara dengan cara yang tidak menyinggung atau merugikan pihak lain, sementara tetap memberikan ruang bagi beragam suara dan pandangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun