Salah satu peserta pelatihan ecoprint, Sri (35) mengungkapkan, kerajinan dengan metode ecoprint ini merupakan trobosan baru yang memiliki peluang untuk diperjualbelikan. Bahan yang dibutuhkan juga mudah didapat karena banyak pepohonan dan bunga di sekitar rumah. Selain itu, modal yang dikeluarkan juga tidak banyak. Sri berharap kegiatan ini dapat membuahkan hasil yang baik di kemudian hari.
"Saya baru tau metode ecoprint ini, caranya mudah dan bahannya mudah dicari. Ga butuh banyak modal, cuma emang butuh tenaga lebih aja buat mukulnya. Tote bag ini layak untuk dijual karena hasilnya yang unik", ujar Sri.
Icha beserta timnya berharap agar dari pelatihan ecoprint ini bukan hanya dijadikan sebagai hobi untuk mengisi waktu luang saja, melainkan juga dapat bermanfaat untuk menunjang perekonomian mereka.
"Ya harapan kami dari diadakannya pelatihan ini semoga dapat menjadi inspirasi bagi peserta dalam mencari alternatif penghasilan untuk meningkatkan perekonomiannya", pungkasnya.