Mohon tunggu...
Isyania Widayanti
Isyania Widayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa S1 PGSD UNNES

sedang menempuh studi di unnes

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

AI Mempermudah atau Mempersulit?

5 Oktober 2023   19:42 Diperbarui: 5 Oktober 2023   19:55 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isyania Widayanti (Mahasiswa PGSD Semester 3 UNNES) dan Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd.( Dosen PGSD FIPP,UNNES)

ChatGPT  merupakan sebuah teknologi AI yang dikembangkan oleh OpenAI. OpenAI adalah perusahaan riset kecerdasan buatan yang berbasis di San Francisco, California, Amerika Serikat, pada tahun 2020 dan diperkenalkan secara resmi  kepada publik pada tahun 2021.

Sebelum munculnya ChatGPT, OpenAI telah menciptakan beberapa generasi sebelumnya dari model GPT yang telah mengalami pengembangan secara bertahap. Generasi pertama GPT yaitu GPT-1 yang dirilis oleh OpenAI pada Juni 2018. Generasi berikutnya yaitu GPT-2, pada saat peluncuran GPT-2 menjadi titik balik dalam sejarah pengembangan GPT. Ketika dirilis pada Februari 2019, GPT-2 menawarkan lonjakan besar dalam kapasitasnya, dengan 1,5 miliar parameter. Dengan kapasitasnya yang lebih besar hal tersebut tentu membantu meningkatkan pemahaman bahasa dan kemampuan Chatbot dalam menghasilkan teks yang lebih lengkap. 

Pada bulan Mei 2020, OpenAI meluncurkan GPT-3, generasi terbaru dari keluarga GPT, yang menjadi terobosan besar dalam bidang kecerdasan buatan. GPT-3 menggemparkan dunia dengan kapasitasnya yang luar biasa sekitar 175 miliar parameter, jumlah ini 100 kali lebih besar dari GPT-2. Setelah keberhasilan GPT-3, OpenAI terus berusaha meningkatkan modelnya untuk lebih tepat, lebih cepat, dan lebih ekonomis. Dari sinilah lahirnya GPT-3.5. 

OpenAI terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan model seperti ChatGPT. Mereka juga bekerja pada inisiatif lain, seperti pemilihan domain dan kontrol dari output model, untuk memberikan pengguna lebih banyak kendali dalam penggunaan ChatGPT serta mengurangi risiko penyalahgunaan.

Kemunculan dan penggunaan robot AI seperti ChatGPT sebenarnya bisa meningkatkan kualitas kerja manusia. Kemampuan  AI tersebut mampu menjawab hampir semua pertanyaan yang diajukan oleh pengguna, menerjemahkan, mengoreksi grammar, menulis kode pemrograman computer, dan lain lainnya yang membuat penggunaanya semakin meluas.

Dengan adanya teknologi ChatGPT kini sebagian pekerjaan manusia menjadi relative lebih mudah, lebih efisien dan lebih murah. Jadi tidak heran jika ChatGPT menjadi aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat.

ChatGPT yang diluncurkan OpenAI pada awalnya merupakan layanan berlangganan. Pengguna harus mengeluarkan sekitar Rp 300 ribu per bulan untuk menikmati sejumlah fitur yang terbatas hanya untuk pengguna berbayar. Namun, khusus untuk Custom Instructions dapat diakses oleh semua pengguna ChatGPT. Apabila kita ingin  menggunakan ChatGPT secara gratis saat ini kita dapat mengaksesnya melalui chat.openai.com.

Akan tetapi kita juga harus teliti dan berhati hati terhadap fitur ChatGPT palsu. Meski ChatGPT berbayar, aplikasi atau situs web palsu sudah bermunculan. Bahkan ChatGPT palsu ini sudah beredar di toko aplikasi resmi di Google Play Store maupun App Store, salah satunya 'ChatGPT Chat GPT AI With GPT-3'.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun