Mohon tunggu...
Heriyanto Nurcahyo
Heriyanto Nurcahyo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Berbagi untuk menjadi lebih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berawal dari Sebuah Mimpi

29 April 2012   02:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:59 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Kapan  terakhir kalinya anda  memiliki mimpi-mimpi besar?. Tadi malamkah,kemarin malamkah,atau puluhan tahun silam? Jika baru tadi malam anda menyemai mimpi itu,maka ada baiknya saat ini juga anda focus untuk mendapatkannya. Namun jika sudah lama sekali anda tidak bermimpi , cobalah bangun kembali mimpi-mimpi besar hidup anda. Rangkailah kembali impian-impian itu menjadi sebuah perjalanan yang akan anda wujudkan.Mengingat mimpi-mimpi itu tidak mengenal waktu dan usia.

Mimpi-mimpi yang telah dan sedang anda semai  akan menjelma bak topangan pondasi yang  banyak menentukan kekuatan dan kesuksesan anda membangun sebuah rumah impian. Mimpi-mimpi besar itu pulalah yang akan memberi energy positif dalam kehidupan dan usaha anda meraih impian-impian itu.

Adalah Eleanor Roosevelt-salah satu president Amerika Serikat- yang  pernah berujar bahwa “The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams”. Siapa-siapa yang mempercayai mimpi-mimpi besarnya,seolah-olah ia telah berada di depan pintu kesuksesan itu sendiri. Membukanya adalah sebuah usaha  yang dilakukan dengan penuh semangat dan pantang menyerah. Hingga anda bisa menikmati kenyataan atas indahnya mimpi-mimpi itu di dalamnya.

Mimpi besar akan membawa kita pada dua hal penting. Menganggapanya tidak ubahnya sebuah impian menjelang tidur biasa, atau justru menjadikannya energi yang akan menggerakkan anda dalam mencapaiannya. Keputusan anda kemudian adalah meneruskan mimpi itu hingga menjadi kenyataan atau sekedar puas diangan-angan belaka.

Disinilah kemudian dibutuhkan bahan bakar yang anda gunakan untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Dan diantara bahan bakar itu adalah : semangat. Semangat ini menjadi sangat penting mengingat mimpi-mimpi itu memang tidak mudah diwujudkan tanpa usaha yang maksimal.Seberapah besarkah mimpi itu akan menjadi kenyataan, sebesar semangat,kemauan dan keinginan anda untuk mwujudkannya.

Penulis memiliki cerita menarik tentang kedasyatan sebuah mimpi ini. Bagaimana sebuah mimpi telah mendorong seseorang melakukan sesuatu yang banyak orang tidak mempercayainya  akan berhasil atau menjadi kenyataan,Dengan kata lain, bagaimana sebuah mimpi mampu membakar api semangat untuk melakukan sesuatu yang dipercayai tidak mungkin sekalipun.

Sebutlah namanya Irwan. Berprofesi sebagai seorang dosen di Jakarta dan telah berumur 54 tahun. Meski sudah tergolong tua, namun dia memiliki satu mimpi yang ingin dia wujudkan dalam sisa hidupnya. Dan ini bukan hanya sekedar mimpi biasa, apalagi mimpi disiang bolong. Saya menyebutnya mimpi yang sangat luar biasa. Penggunaan kata-kata luar biasa ini bukan tanpa alasan yang berarti, mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi untuk ukuran mimpinya.. Anda mau tahu apa mimpi sahabat saya ini?ya, mimpinya adalah keliling Jepang dengan bersepeda angin!

Banyak orang yang mencibir bahkan tidak sedikit menganggapnya gila,mengingat usianya itu. Namun tekadnya sudah bulat.Segala usaha ia persiapkan untuk meraih mimpinya.Ia tidak perduli lagi terhadap cibiran dan nada-nada negative dari orang sekitarnya.Yang dia perdulikan hanyalah usaha meraih mimpi-mimpi itu.

Manjadda wa jada! Adalah inspirasi yang turut mempertebal keyakinannya bahwa dia bisa melakukan sesuatu yang diimpikannya selama ini. Dia percaya bahwa senyampang kita berusaha dan percaya atas apa yang kita lakukan,saat itulah tangan-tangan Allah memberi kemudahannnya.Lakukan yang terbaik yang anda mampu dan Allah akan menggenapi kekurangannya untuk kesempurnaan usaha kita.Begitulah ia memberi alasan dibalik aksi “nekadnya “ ini.

Aksi yang beliau lakukan ini bukanlah semudah membalik telapak tangan,ya, tidak semudah itu.Terlebih lagi dilakukan di tengah kondisi musim dingin yang sangat ekstrim tahun ini.Badai salju dan suhu yang merosot tajam sampai minus 20 C. Kondisi ini terjadi pada hampir semua kota-kota yang akan dia lalui.

Memang tidaklah muda untuk melakukan perjalanan jauh di musim dingin semacam ini. Apalagi jika perjalannya dilakukan dengan mengayuh sepeda angin. Kita bisa membayangkan tantangan yang dihadapinya. Tidak saja terpaan angin yang kencang,namun juga jalanan yang dipenuhi salju.Ketidakhati-hatiannya akan berujung pada maut. Resiko yang akan dia hadapai memanglah sangat besar sekali terlebih lagi jika berhadapan dengan badai salju.

Namun dengan semangatnya itulah ia mampu membakar dirinya di tengah kedinginan di sepanjang lorong-lorong yang menghubungkan satu kota ke kota lainnya. Dengan semangatnyalah ia mampu memperpendek jarak ratusan kilometer dalam persepsi-persepsi di benaknya. Dan dengan semangat itulah ia melihat setiap tantangan tak ubahnya sebuah permainan yang harus tepat dan cepat ia selesaikan.

Dan akhirnya iapun memenangkan permainan itu!Manjadda Wa Jadda.
beliau yang tetap semangat untuk mengejar mimpinya meski dingin,tanjakan,turunan,kelaparan,haus membayangi setiap langkahnya. Dari sinilah semangat itu patut kita jadikan salah satu suntikan berarti bagi jiwa kita.


Jarak ratusan kilometer beliau lalui tanpa rasa menyesal sedikitpun.Meski tanjakan dan gunung menghadang didepannya,namun keyakinannya telah menghapus kepedihan itu dengan melihat jalan menurun yang akan segera ia temukan. Sama halnya dengan gelapnya malam bukanlah sesuatu yang harus kita sesali.Mengingat gelapnya malam adalah pertanda baik akan munculnya sinar matahari esok harinya.Dan akhirnya mataharipun bersinar menyambut kemenangannya memperjuangkan mimpi indahnya: Keliling Jepang Bersepeda Angin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun