Mohon tunggu...
Heriyanto Nurcahyo
Heriyanto Nurcahyo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Berbagi untuk menjadi lebih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingkah Persiapan Mengajar Itu?

14 Januari 2015   01:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:12 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Whiteboard Story (13)

Kita baru merasakan betapa bermanfaatnya persiapan mengajar saat merasakan rencana pembelajaran dapat disemaikan dengan baik. Ukuran baik ini bisa bermacam-macam. Tetapi, tolok ukur  sederhana yang saya pakai adalah terlibatnya siswa dalam pembelajaran secara aktif. Saya selalu berkeyakinan jika mengajar itu tidak selalu mendorong peserta didik belajar secara otomatis. Karenanya usaha-usaha kreatif untuk merangsang peserta didik agar kasmaran   dengan pembelajaran yang kita suguhkan adalah kebutuhan yang tidak bisa dielakkan.

Pagi ini, misalnya, saya mencoba membuat lesson plan sederhana yang saya adopsi dari berbagai sumber. Selembar rencana pembelajaran tersebut- memuat satu pertemuan-  saya gunakan untuk kelas XI dengan materi Procedural text. Rencana pembelajaran tersebut terbagi dalam bagian: pre lesson, main, post lesson. Setiap tahapan memiliki fokusnya sendiri. Pre lesson, misalnya, adalah upaya membangun pemahaman terhadap materi dan tujuan belajar. Kegiatan inti memuat tahapan utama pembelajaran yang disesuaikan dengan pendekatan saintifik. Diakhiri dengan kegiatan refleksi di akhir pembelajarannya. Tidak ada perbedaan mendasar dari RPP kebanyakan, kecuali kesederhanaan redaksionalnya saja.

Rencana pembelajaran (RPP) banyak dipandang sebagai segala-galanya dalam pembelajaran. Meski tidak bisa dipungkiri manfaatnya, namun sebagian besar pendidik hanya menjadikan kumpulan kertas tersebut sebagai  pelengkap administrasi semata. Diawal semester, semua sibuk membuatnya, namun tidak banyak yang dapat melaksanakan rencana tersebut dalam kegiatan di kelas. Ini terjadi karena terlalu idealnya rencana tersebut, tidak memahami, atau dalam takaran tertentu sudah malas dan hapal pelajaran yang harus disampaikan di luar kepala. Sehingga mencampakkan RPP yang dibuat. “Nglontok men!!”. Bagian yang banyak disentuh dalam rencana tersebut banyak terpusat pada absensi siswa dan penilaian (tetapi banyak yang menilai di last minute sebelum nila di setor loh). Konon, banyak pendidik-termasuk  penulis- mengingat materi yang akan diajarkannya saat menuju kelas.”Bah, guru model apa saya ini ya? (Sambil tepok jidat).

Ternyata, menyiapkan pembelajaran sehari sebelumnya jauh lebih nyaman. Persis kayak lagunya Cita Citata “ Enaknya tuh di sini, disini dan disini (sambil menunjuk jantung, kepala dan dompet )”. Kita memiliki respon yang cepat saat satu rencana tidak dapat terekskusi dengan baik. Beda jauh dengan nol persiapan. Dengan nol persiapan, jika kita dihadapkan pada  hambatan pembelajaran, bawaannya  pingin marah dan potong kompas dengan menyuruh peserta didik mengerjakan latihan soal!!!. Jalan pintas menuju Roma!.Menyrurh anak didik mengerjakan soal adalah jalan ternyaman saat pikiran kalut, tinggal duduk di kursi dan mulai menghidupkan laptop, update status!!Fix kan?.

Penyiapan pembelajaran ini adalah unsur penting bagi  keberhasilan pembelajaran di kelas. Saya teringat, kolega saya guru-guru di Jepang yang pulang larut malam hanya sekedar menyiapkan pembelajaran esok harinya.Pulang di rumah sudah tidak ada beban kerja yang dibawahnya. Tinggal pancal selimut mulailah melukis mimpi.  Sebenarnya, dalam beberapa kasus, tidak beda dengan guru di Indonesia yang harus pulang malam. Tetapi pulang malamnya guru kita karena sibuk dan lembur isian dapodik untuk sertifikasi atau mengerjakan SKP!!!Tetapi kan sama-sama pulang malam! He he.Oh ya, selama pembelajaran, saya merekam semua kegiatan dalam sebuah mp3. Sesampainya di rumah saya dengarkan. Kadang tertawa, kadang dahi mengernyit, kadang bingung sendiri dengan instruksi yang tidak jelas dan mbulet seperti benang  ruwet. At least, I did something better today!!!Seize the day!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun