Mohon tunggu...
hevirisnaaa
hevirisnaaa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

suka drakor

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Idealisme

23 Desember 2024   20:31 Diperbarui: 23 Desember 2024   20:31 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat Pendidikan idealisme menempatkan kesadaran dan nilai-nilai moral sebagai pusat pengembangan individu. Ideaisme ini lebih menekankan pentingnya pembentukan karakter, pengembangan intelektual yang holistic, dan pemahaman mendalam tentang kebenaran dan kebaikan. Dasar filsafat pendidikan idealisme terletak pada keyakinan bahwa realitas pada dasarnya bersifat ideal atau mental. Dunia yang kita alami ini bukan sekedar materi, tetapi gambara ide-ide atau prinsip-prinsip yang lebih mendalam. Oleh karena itu, Pendidikan idealis bertujuan untuk mengembangkan kesadaran akan ide-ide ini, membantu siswa memahami kebenaran, kebaikan dan keindahan yang ada di dunia. Proses Pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan tetapi juga tentang pembentuka karakter dan pengembangan kemampuan berfikir kritis. Salah satu prinsip kunci dalam filsafat Pendidikan idealisme adalah penekanan pada pengembangan intelektual yang holistic. Pendidikan idealis tidak hanya berfokus pada pengembangan kognitif tetapi juga pengembangan emosional, sosial dan spiritual siswa. Kurikulum idealis akan mencakup mata Pelajaran yang  bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa, termasuk non akademik seperti seni, sastra, music dan Pendidikan jasmani yang bertujuan untuk menciptakan individu yang utuh dan seimbang dan bukan hanya individu yang cerdas secara akademis saja. Metode pengajaran dalam Pendidikan idealis menekankan dialog, diskusi dan refleksi. Guru berperan sebagai fasilitator, membimbing siswa dalam proses penemuan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. Metode ceramah yang biasa digantikan dengan pendekatan yang lebih interaktif dan partisipatif. Siswa didorong untuk berpikir kritis, mengembangkan kemampuan argumentasi, dan lebih aktif berpartisispasi dalam proses pembelajaran. Lingkungan kelas yang idealis akan menjadi tempat yang dinamis Dimana siswa dapat berbagi ide, mengungkapkan pendapat, dan saling belajar satu sama lain.

Tujuan Pendidikan idealis adalah untuk menciptakan individu yang bermoral, berkeadilan, dan bertanggung jawab. Pendidikan tidak hanya tentang memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang mengembangkan nilai-nilai moral dan etika. Idealis ini mencakup tentang studi filsafat, etika, dan agama, untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang kebaikan dan kebenaran. Sisiwa didorong untuk berpikir tentang implikasi moral dari Tindakan mereka dan mengembangkan rasa tanggung jawab sosial. Implikasi filsafat idealisme terhadap kurikulum sangat signifikan, ini menekankan pada studi tentang klasik, sastra,dan seni, karena karya-karya ini dianggap sebagai wahana untuk memahami kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Mata Pelajaran seperti Sejarah, filsafat dan agama juga akan menjadi bagian penting kurikulum untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang nilai - nilai dan prinsip - prinsip moral. Kurikulum idealis juga akan menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, keatif, dan memecahkan masalah. Meskipus begitu filsafat Pendidikan idealisme juga menghadapi beberapa tantangan salah satu tantangannya adalah bagaimana menyeimbangkan pengembangan nilai- nilai moral dengan kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan praktis yanh dibutuhkan dalam dunia kerja. Penidikan idealis tidak boleh mengabaikan pentingnya keterampilan Pendidikan dan professional, tetapi harus memastikan bahwa pengembang ini selaras dengan pengembangan nilai- nilai moral dan etika.

Implementasi metode pengajaran yang berpusat pada siswa juga menjadi kunci keberhasilan Pendidikan idealis. Guru perlu menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan mendukung, Dimana siswa mearsa aman untuk menyampaikan ide- ide mereka, seperti bertanya dan berdebat. Pendekatan kolaboratif dan berbasis proyek adalah hal yang dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif daan kerja sama siswa. Guru juga harus bertindak sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam proses penemuan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam dan bukan hanya sebagai penyampai informasi. Peran guru dalam Pendidikan idealis ini sangat krusial. Guru tidak hanya berperan sebagai penyampai pengetahuan tetapi juga sebagai model peran dan membimbing moral. Guru idealis harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai- nilai idealis dan mmapu menanamkannya dalam praktik pengajaran mereka. Guru juga perlu mengembangkan kemampuan untuk membangun hubungan yang kuat dengan siswa, mendengarkan dengan empati, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan siswa untuk tumbuh dan berkembang. Pengembangan professional guru dalam hal filsafat Pendidikan pedagodi idealis menjadi sangat penting. Selain itu juga penting untuk mempertimbangkan konteks sosial dan budaya dalam menerapkan filsafat Pendidikan idealisme. Nilai- nilai idealis mungkin perlu diadaptasi dan diinterpretasikan Kembali agar sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa yang beragam. Pendidikan idealis tidak boleh bersifat sombong atau mengabaikan perbedaan sosial dan budaya. Sebaliknya maka harus merangkul keragaman dan mendorong inklusivitas untuk terbuka.

Pendidikan idealis, dengan penekanannya pada pengembangan karakter dan nilai- nilai mora sering kali dipertanyakan  relevansi dan efektivitaasnya dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi persaingan di pasar kerja. Namun, pandangan ini telalu sempit. Pendidikan idealis tidaklah bertentangan dengan pengembanga keterampilan praktis sebaliknya ia menawarkan kerangka kerja yang lebih menyeluruh untuk pengembangan individu yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing siswa. Individu yang memiliki karakter kuat, kemampuan berpikir kritis, dan pemahaman etika yang mendalam lebih mampu beradaptasi dengan perubahan, Memecahkan masalah kompleks dan bekerja secara efektif dalam tim. Keterampilan- keterampilan ini yang sering kali di abaikan dalam pendekatan Pendidikan yang terlalu focus pada keterampilan teknis dangatlah penting dalam dunia kerja modern. Oleh karena itu implementasi filsafat Pendidikan idealis membutuhkan pendekatan yang integratif. Kurukulum juga harus dirancang untuk mengembangkan baik dari keterampilan praktis maupun nilai- nilai moral. Pengembangan keterampilan Pendidikan dan professional tidak dapat dipisahkan dari penggambangan karakter dan pemahaman etika. Guru perlu menemukan cara untuk mengintegrasikan kedua aspek ini ke dalam proses pembelajaran, menciptakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan nilai -- nilai moral dalam konteks pekerja dan kehidupan nyata. Teknologi juga maminkan peran penitng dalam Pendidikan idealis. Meskipun teknologi sering kali dikaitkan dengan pendekatan yang lebih behavioris dan idealis. Platform pembelajaran online, perangkat lunak kolaboratif, dan sumber daya digital lainnya dapat memfasilitasi diskusi, refleksi, dan kolaborasi antara siswa dan guru. Namun penting untuk mamastikan bahwa teknologi digunakan secara bijak dan tidak menggantikan interaksi manusia yang penting dalam proses pembelajaran. Evaluasi dalam Pendidikan idealis juga perlu disesuaikan. Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil tes tertulis, tetapi juag mencakup berbagai metide lai seperti obserrvasi, portofolio dan proyek berbasis masalah. Penilaian holistic ini bertujuan  untuk menilai perkembangan siswa secara menyeluruh, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini penting untuk memastikan bahwa Pendidikan idealis tidak hanya menghasilkan individu yang cerdas secara akademis, tetapi juga individu yang bermoral, berkeadilan, dan bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun