adakah hujan yg melintas pada batas-batas
basah-sobeknya hati yg terlipat kertas
kau tebar tanya ketika hatimu telah terikat begitu lekas
lalu airnya runtuh menerpaku begitu deras
terkadang aku merasamu lalu seketika kau dan aku melintas
dari cekam yg tercekat menyeberang desir begitu nekat
sembunyi malu hingga bayanganmu menghuni sebagian pikiranku
seketika aku hambar tanpa rasa lalu semuanya terbujur diantara entah
lurus searah garis begitu jemu terkadang rindu
di sudut itu kau bergalayut pada retakku, aku mati kutu
pikiranku seketika mendadak gagu
lalu kemana hatiku akan terbawa gejolaknya sendiri
menuju letak berseraknya rayu ambigu
seperti senyummu itu
mendidih pada panas apinya tungku
lalu padam seiring gerimis
2014