Mohon tunggu...
Abdurrahman Hazmi
Abdurrahman Hazmi Mohon Tunggu... -

Egalitarian yg menaruh hati tepat diantara kerinduan pada themis si perempuan paling bidadari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pujangga dan Dosa

3 Januari 2014   17:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:11 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

menaruh hati pada jarak ruang dan waktu
seorang pujangga di seberang barat pulau ini
puncak buncah semakin lama kian tak tertahan
dihadapannya kata-kata dijatuhi dosa

jika memang kita begitu bersalah
seperti apa yg sejujurnya prosa tuliskan
bukankah seperti itu takdir dirinya
selalu telanjang di hadapan makna

senja itu perlahan malam
pada perjamuan dua langit bersentuhan
antara jingga yg merona dan kelam yg hitam
kita adalah gerak tubuh bumi langitnya

tak suang-suang mengalun nafas
terasa hangat melekat kuat
pada setiap tatapan erat
kau dan aku dalam dekap satu terikat

meledaklah kita di puncak malam
seluruh alam menjadi saksinya
kau dan aku terkulai tanya
apakah ia mengampuni cinta yg berdosa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun