Mohon tunggu...
Abdurrahman Hazmi
Abdurrahman Hazmi Mohon Tunggu... -

Egalitarian yg menaruh hati tepat diantara kerinduan pada themis si perempuan paling bidadari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gusuran

16 Januari 2014   14:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

detik-detik seketika meledak
seluruh riuh menggantung diatap-atap
ambrol serpih-serpihnya gugur
tembok-tembok jebol raksasa excavator mengamuk

ini bukan tanah kita
tapi pelik saat itu kita nekat juga
sekarang seluruhnya memainkan drama
pemerintah, kita antagonisnya

tapi aku bertanya kepada manusia
atas khilaf waktu harus seperti apa
bukankah negara ada karena rakyatnya
lalu kini kami mau tinggal dimana ?

hazmi,januari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun