Mohon tunggu...
Abdurrahman Hazmi
Abdurrahman Hazmi Mohon Tunggu... -

Egalitarian yg menaruh hati tepat diantara kerinduan pada themis si perempuan paling bidadari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Karat

15 Januari 2014   12:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

derit suara karat
pagar gerbang yg dibuka terdengar begitu berat
rintih logam yg telah dilumat waktu
menghantui malam-malam seiring uzurmu

wahai lelaki penjaga rumah tua
perempuanmu sudah lekang dilupakan waktu
dalam remang-remang ringkih usia lindap sendirimu
masih tergurat sorot misterius dalam pandangmu

berteman malam-malam
menjaga bangunan tua yg dicampakkan pemiliknya
penjaga rumah tua meluruh canda dalam tawa yg gelap di ruang pengap
sendiri, berkasih waktu dihantam panas dan dingin lamat-lamat ia berkarat
hari-harinya bagai kelam logam-logam yg tengah sekarat

2014, januari, Surabaya , Hazmi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun