Mohon tunggu...
Abdurrahman Hazmi
Abdurrahman Hazmi Mohon Tunggu... -

Egalitarian yg menaruh hati tepat diantara kerinduan pada themis si perempuan paling bidadari

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nocturne

26 Februari 2014   05:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:27 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

biarlah sebentar kita terdiam sejenak, karena hari masih jauh dari malam
memandangi tanpa kata segala arah penjuru mata angin.
biarkan angin mengiris sunyinya sendiri, biarkan saja hanya dia yang bersuara
diantara gemerisik dedaunan yang bersentuhan dititupnya itu .
simpan dulu nyala api, sebelum ia membakar sekujur diri, sedang hari masih terang begini.
lalu nanti malam kita mulai,
menguliti diam
dari ujung hingga pangkal
dari tepi telaga hitam dicangkir kopi
diatasnya bersuara angsa-angsa
diterpa rembulan
berwajah kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun