Mohon tunggu...
hesty Gorang
hesty Gorang Mohon Tunggu... Lainnya - Buku gudang ilmu

📝Penulis buku : Pena Pedang Penulis, Muslimah Kanan. 📝Anggota di FLP NTB 🔮Pemilik blog : Lancarberbahasa.com Penulis buku : Muslimah kanan, Jangan Menulis Nanti Keliling Dunia

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Ulasan Bab Pertama Buku Ihya' Ulumiddin

11 Desember 2024   06:09 Diperbarui: 11 Desember 2024   06:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya berusaha menuntaskan buku ini satu minggu seperti buku-buku lain. Namun, beberapa kendala seperti lamanya waktu saya membaca membuat target satu minggu saya gagal.

Tapi. Ada hal baru yang saya rasakan setelah beberapa kali fokus membaca lalu menulis kembali.

Salah satunya adalah mudah mengingat apa yang sudah saya baca.

Selain itu ketika membaca kemudian menulis hal penting dari sebuah buku. Akan membuat diri kita perlahan berubah.

Kok bisa berubah?

Karena hakikat belajar adalah mengubah. Dengan belajar sebuah ilmu kita akan berubah dari segi sifat, watak, bahkan kebiasaan bisa berubah jika kita mau belajar.

Pada buku ini pun memiliki banyak ilmu yang nantinya akan membuat kita berubah. Terutama pada bab pertama yang membahas terkait ibadah.

Penulis membuka bab ibadah dengan sub-bab tentang ilmu. Keutamaan orang berilmu, perbedaan orang berilmu dan tidak berilmu. Keharusan seorang murid dan mursyid. Dan para ulama akhirat dan ulama dunia.

Terpenting dalam bab ini adalah bab terkait shalat dan ibadah-ibadah lainnya seperti puasa, zakat, haji, membaca Alquran, membaca shalawat dan beristighfar.

Ibadah shalat dijelaskan dengan detail. Bukan sekadar pembahasan terkait apa saja yang wajib dalam shalat, dan apa saja yang membatalkan shalat.

Akan tetapi, bagaimana seharusnya persiapan diri kita menghadap Tuhan yang maha esa dengan kesucian hati, agar shalat bisa terlaksana dengan khusuk. Maka, bersuci memiliki 4 tingkatan:

1. Menyucikan tubuh dari hadas

2. Menyucikan anggota badan dari kejahatan

3. Menyucikan hati dari perangi tercela

4. Menyucikan Sirr dari selain Allah.

(Hal 34).

Persiapan ini lah yang akan menghantarkan kita menuju hadapan Allah dengan kesucian hati yang bersih. Bersuci bukan persoalan bersih badan dan pakaian semata.

Selain itu. Diikuti dengan penjelasan terkait berwudhu. Wudhu yang dilakukan harus benar-benar sempurna. Dengan gerakan dan tata cara yang benar. Apalagi di tambah dengan doa-doa setiap anggota badan yang dibasuh air. Kita minta ampunan, kita minta kecerahan wajah saat air dibasuh ke wajah.

Pembahasan awal buku ini betul-betul menjadi petunjuk kita untuk mencapai ibadah yang sempurna. Membacanya bisa menambah pengetahuan yang mungkin selama ini kita keliru dalam menjalaninya, kita salah dalam menjalaninya.

Akhir pembahasan bab pertama ini. Ada tiga amalan yang luar biasa yaitu mengamalkan dan membaca Al-quran, membaca shalawat, dan membaca istighfar.

Alquran adalah satu-satunya syafaat dihati kiamat nanti. Tidak ada yang memberi syafa'at kecuali al-quran. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadist Nabi saw yang artinya:

"Alquran adalah pemberi syafaat paling utama di sisi Allah pada hari kiamat. Pemberi syafaat yang paling utama bukanlah para nabi, bukan malaikat, dan bukan apapun selain Alquran" (Hal 116).

Buku ini bisa menjadi jembatan bagi siapa saja yang sedang berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Yang sedang berusaha melaksanakan shalat dengan khusuk. Buku ini pun bisa menjadi penawar hati bagi siapa saja yang mau menumbuhkan cinta kepada nabi. Karena akhir dari pembahasan awal bab ada penjelasan terkait keutamaan orang-orang yang bershalawat beserta balasan bagi mereka yang bershalawat kepada nabi saw.

"Siapa yang bershalawat untukku. Para Malaikat akan bersholawat untuknya. Selama dia masih membaca sholawat itu baik ketika ia mempersedikit atau memperbanyak sholawatnya." (Hal: 125)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun