Mohon tunggu...
hesty Gorang
hesty Gorang Mohon Tunggu... Lainnya - Buku gudang ilmu

📝Penulis buku : Pena Pedang Penulis, Muslimah Kanan. 📝Anggota di FLP NTB 🔮Pemilik blog : Lancarberbahasa.com Penulis buku : Muslimah kanan, Jangan Menulis Nanti Keliling Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Secangkir Kopi untuk Wanita Cantik: Sebuah Motivasi

2 Juli 2024   12:39 Diperbarui: 2 Juli 2024   12:43 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Hidup Bermakna/dok pribadi

Kemarin saya mulai membaca buku yang dibeli 02 Juni bulan lalu. Yah, baru sempat membaca buku ini karena ada buku yang harus saya tuntaskan terlebih dahulu.

Saya baru membaca bab pertama buku ini. Namun, ada beberapa point yang ingin saya sampaikan pada pembaca sekalian.

 Buku berjudul   yang ditulis oleh Ahmad Rifa'i Rif'an ini, memberikan kesadaran kepada kita betapa pentingnya berbuat kebaikan

Dalam buku tersebut, beliau menjelaskan untuk tetap melakukan kebaikan, sekecil apa pun kebaikan itu. Karena, jika kita menunda berbuat baik, maka kita tidak akan pernah melakukan kebaikan tersebut. 

" . , ."

Terkadang kita urungkan niat baik itu hanya karena melihat siapa yang dibantu. Misalnya saat berada di perempatan lampu merah. Kita berjumpa dengan seorang peminta yang kebetulan dandanannya cukup rapi, terkadang peminta-minta ini mengenakan kaca mata. 

Karena tampilannya yang bagus dan baik, niat untuk memberi Rp. 1000 pun diurungkan. Padahal mungkin, uang yang sedikit itu bisa membuat ia lebih bahagia dari sebelumnya, mungkin dengan seribu rupiah itu membuat ia rasa dihargai.

Seperti kisah seorang yang memberikan secangkir kopi kepada wanita cantik.

Kisah ini pun saya kutip dari buku  . Seorang yang membeli kopi ingin membayar kopi pelanggan yang parkir di belakangnya. Namun, karena melihat pelanggan di belakangnya adalah wanita cantik, elegan, dan terlibat mewah, si pembeli kopi ini merasa tidak pantas membelikan untuk cewek tersebut. Karena, ia merasa, bagaimana mungkin saya membayar secangkir kopi untuk dia, sedangkan kopi milik sendiri saja, masih berat untuk dibayar. 

Pembeli kopi ini merasa tidak pantas membayar kopi orang yang lebih mewah dari dirinya. Akan tetapi, perasaan itu dihilangkan. Dia tetap membayarkan secangkir kopi untuk wanita tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun