Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Indahnya Toleransi Antar Umat

25 Mei 2016   11:43 Diperbarui: 25 Mei 2016   11:51 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed Mohamed el-Tayeb di Vatikan - cnnindonesia.com

Awal pekan kemarin (23/5), Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed Mohamed el-Tayeb di Vatikan.  Keduanya berpelukan dan membahas beberapa isu penting, seperti seperti isu kekerasan dan terorisme. Pertemuan antara dua tokoh agama ini, menunjukkan indahnya toleransi antar umat beragama. Pertemuan keduanya juga merupakan upaya, untuk menyebarkan perdamaian dan persatuan. Sudah semestinya, sikap kedua pemimpin ini patut di contoh oleh semua orang. Bahwa toleransi antar umat beragama itu sangat penting.

Toleransi antar umat beragama ini, juga telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.  Seorang Yahudi yang selalu melempari Rasulullah dengan batu dan kotoran, akhirnya sadar ketika Rasulullah SAW mengunjunginya ketika tahu orang biasa melemparinya itu sedang sakit. Rasulullah menunjukkan tidak ada sekat diantara manusia. Tidak ada istilah kami dengan mereka. Yang ada adalah manusia atau makhluk Allah, yang bentuknya sama, yang wajib untuk dihargai, dihormati, bahkan ditolong ketika membutuhkan pertolongan.

Dalam Al Quran disebutkan, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lain, boleh jadi mereka yang di perolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-ngolok. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mengolok-ngolokkan perempuan lain, boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari pada perempuan yang mengolok-olok. Dan janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (QS AI-Hujarat :11)

Ayat diatas menegaskan, Al Quran juga menganjurkan mengenai toleransi antar umat beragama. Kenapa? Karena Allah menciptakan manusia itu bersuku-suku, berbangsa-bangsa. Karena itulah, manusia dianjurkan untuk saling mengenal, bukan saling membenci. Saling memahami, bukan saling mencari kesalahan atau kejelekan. Bahkan, manusia juga dianjurkan untuk berbuat adil antar sesama. “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS Al Mumtahanah : 8)

Jelas sekali bukan? Tidak ada yang salah dengan saling mengenal meski berbeda agama. Tidak ada yang salah dengan toleransi. Karena itulah, Indonesia mengusung konsep bhineka tunggal ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu. Jika masih ada masyarakat di Indonesia, yang masih mempermasalahkan mengenai toleransi, dan menganggap agama lain kafir dan harus diperangi, mereka sepertinya kurang paham dengan ayat Al Quran dan perilaku Rasulullah SAW. Mereka tidak paham dengan dasar negara, yang mengajarkan nilai-nilai luhur.

Mari kita saling introspeksi. Jika para tokoh agama besar, seperti yang ditunjukan oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed Mohamed el-Tayeb, yang mau berdialog bahkan berpelukan demi menjaga persatuan dunia, kenapa kita tidak? Saatnya menghilangkan rasa benci di dalam pikiran kita. Tanamkan rasa toleransi, agar kedamaian tidak hanya bisa dirasakan di Indonesia, tapi juga menyebar ke seluruh penjuru bumi. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun