Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mari Saling Merangkul Bukan Saling Memukul

3 Desember 2016   02:34 Diperbarui: 3 Desember 2016   02:38 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Berpegangan - intwohomeshop - WordPress.com

Aksi 212 yang digelar di lapangan Monas pada hari ini, berakhir secara damai. Kekhawatiran publik akan terjadinya penyusup tidak terbukti. Aksi dzikir dan sholat Jumat dilakukan secara khusuk meski harus diguyur air hujan. Pendekatan kepolisian juga cukup santun. Tidak ada tindakan represif aparat kepada para peserta aksi 212. Bahkan mereka saling bahu membahu, agar acara bisa berjalan lancar. Dan terbukti, setelah selesai sholat jumat, para peserta aksi pulang ke rumahnya masih-masing secara damai.

Banyak hal yang patut diapresiasi pada aksi 212 ini. Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudan berada satu panggung dengan tokoh-tokoh di GNPF. Bahkan ketika memberikan sambutan, Tito sempat diteriaki untuk turun. Namun sang jenderal hanya tersenyum, dan kemudian melanjutkan kembali senyumnya. Amarah yang sempat muncul pun, kini sudah mulai cair dan tidak ada lagi ketegangan. Jelang salat Jumat, hujan turun mengguyur lapangan monas. Yang menarik, para peserta aksi tetap berdzikir dan tidak berteduh dari hujan.

Dalam kondisi hujan, tiba-tiba presiden Joko Widodo dan wapres Jusuf Kalla beserta jajaran menterinya keluar dari istana negara. Para pejabat negara ini bergabung dengan GNPF MUI, untuk melakukan sholat Jumat bersama. Bergabungnya presiden ini disambut teriakan takbir oleh para peserta aksi. Seperti kita tahu, pada 4 November, kelompok ini berunjuk rasa di Istana negara meminta agar presiden bersikap netral dalam kasus hukum Ahok. Tidak sedikit diantara mereka berseberangan dengan Jokowi, karena menilai kinerjanya belum memuaskan. Namun, presiden tidak mempedulikan, dan tetap beribadah bersama.

Setelah sholat Jumat, presiden berterima kasih kepada ribuan peserta aksi, karena telah berdoa untuk kelangsungan negeri Indonesia. Pidato presiden ini tentu menunjukkan kenegarawanannya. Aksi Bela Islam ketiga yang awalnya dipenuhi ketegangan dan kekhawatiran, akhirnya berjalan dengan ketenangan dan penuh kedamaian. Dan hal ini tentunya bisa menjadikan kita contoh, bahwa pendekatan dengan cara merangkul lebih baik dari pada memukul.

Jika saja kelompok-kelompok yang intoleran mengedepankan pendekatan merangkul seperti diatas, tentu tidak ada yang namanya kekerasan mengatasnamakan agama. Jika kelompok radikal merangkul semua kelompok, tentu tidak ada lagi perilaku yang sangat merasa benar sendiri. Tidak ada lagi perbuatan yang suka mengkafirkan orang lain. Karena semuanya sama, saling menghormati, tolong menolong dan tidak dilandasi kebencian. Rasulullah SAW sendiri juga selalu mencontohkan kepada umatnya, agar saling menghormati kepada siapa saja. Bahkan Beliau juga tidak pernah marah kepada orang lain, termasuk kepada orang-orang yang menyakitinya. Sudah semestinya kita mencontoh perilaku tersebut. Bahwa merangkul lebih baik, dibandingkan memukul.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun