Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jebakan Algoritma Radikal

11 Agustus 2024   00:14 Diperbarui: 11 Agustus 2024   00:16 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Para generasi muda saat ini yang lahir sudah mengenal teknologi informasi, sering tidak sadar jika dirinya  sudah terjebak pada kumparan informasi  yang salah.  Seringkali mereka mengira, informasi yang mereka terima itu adalah sebuah kebenaran tanpa mengeceknya lebih lanjut.

Banyak generasi Z mauoun generasi Alpha, aktif di media sosial Instagram dan Tik tok, facebook, Twitter ataupun Youtube. Media sosial itu memberikan banyak konten kepada khalayak. Baik konten positif maupun konten negatif.   Di mata awam, konten positif dan negatif ini bercampur menjadi satu karena seringkali bersliweran di time line mereka.

Semakin banyak mereka mencari sesuatu yang mungkin bersifat negatif , maka makin banyak info negatif yang mereka dapatkan. Semakin mereka tidak mengetahui info positif dan tidak pernah mengkliknya, maka dia akan dijauhkan dari info positif itu. Semisal kita klik, berita-berita yang bersifat intoleran, maka berita-berita sejenislah yang akan sering bersliweran di time line mereka. Sampai pada akhirnya berita intoleran itu dipandang sebagai kebenaran dan bukan suatu hal yang salah atau negatif.

Itulah yang secara teknis kita namakan algoritme. Sebuah mekanisme mesin yang menyajikan apa yang mereka sukai meski itu bukan suatu kebenaran. Semakin seseorang sering menghabiskan waktu pada tipe-tipe konten semacam itu maka semakin dia terjerembab pada konten yang salah.

Video-video penuh emosi tentang "ketidakadilan" dan "perjuangan" mulai mendominasi  time line nya.  Algoritma ini, yang dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna, malah membawa seseorang ke jurang radikal bahkan terorisme.

Hanya perlu waktu singkat kemudian seseorang bisa bergabung dengan grup diskusi di Telegram dengan anggota para simpatisan radikal. Di sini para simpatisan berkumpul, berbagi pandangan dan kemudian menemukan dirinya pada aksi-aksi radikal.

Para generasi muda yang tidak awas, konten-konten radikal itu berisi ideologi yang mungkin saja menurutnya wajar (normal) dan dapat diterima. Inilah kemudian menjadi fase penting bagi generasi muda dalam hal ini Z terpapar ideologi radikal.

Penting sekali bagi mereka untuk mengenali konten-konten negatif dalam jebakan algoritma. Agar mereka tidak terjebak pada  pengajaran-pengajaran radikal yang sering dikonsumsi para teroris muda yang akhir-akhir ini dikenal melalui penangkapan penagkapan aparat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun