Ada yang melihat perayaan upacara 17 Agustus di istana negara Jakarta kemarin? Ada beberapa moment menarik yang terjadi saat itu misalnya pak Basuki yang menyingkap baju Erik Thohir. Lalu ada kejadian sepatu copot milik seorang Paskibraka namun punya ketenangan luar biasa untuk melanjutkan tugas sebagai pembawa baki.
Seperti yang sudah sudah, upacara di istana begitu meriah karena kostum para tamu adalah baju adat Indonesia dari Sabang Merauke. Ada yang memakai baju Nias, baju Tapanuli, Minahasa, Jawa, Bali, NTT dan lain-lain. Presiden Joko Widodo sendiri memakai pakaian raja Pakubuwono yang bernama Ageman Songkok Singkepan Ageng. Sehari sebelumnya presiden memakai baju adat dari Tanimbar, Maluku pada pidato kenegaraan di gedung DPR MPR.
Di beberapa daerah, dan beberapa instansi kemeriahan itu juga terjadi. Para karyawan dan sekolah sangat meriah melaksanakan peringatan Kemerdekaan RI. Mereka bergembira ria memperingati sekaligus mengikuti berbagai lomba yang pastinya sangat seru.
Dibalik kegembiraan itu kita memang punya tantangan yang besar untuk masa mendatang. Tantangan itu berupa persoalan ekonomi, budaya, moral, korupsi ,ideologi, dll. Bentuk nyata dari ancaman ideologi khususnya ideologi Pancasila semisal adu domba, provokasi, intoleransi dan segregasi sosial. Itu semua bisa merusak harmonisasi dan kerukunan yang selama ini terjadi.
Tantangan soal ideologi ini sebenarnya sudah ada pada awal era 2000 lalu. Indonesia yang baru mulai melakukan pembaruan di berbagai bidang, terkejut dengan bom bali 1 di pulau Bali. Selanjutnya diikuti bom-bom lain seperti di Jakarta, Medan, Makassar, dan beberapa kota kecil di Indonesia. Segera setelah itu Indonesia melakukan berbagai pembenahan. Namun itu ternyata tidak mudah karena tantangan itu terjadi sampai sekarang seperti bom di gereja Katedral di Makassar. Semuanya berlatar belakang keyakinan dimana basisnya adalah intoleransi terhadap agama yang berbeda dan tafsir yang salah dari pelaku terhadap pemerintah.
Seharusnya kita sadar bahwa kita memang ditakdirkan untuk punya teman dan saudara yang berbeda-beda. Perbedaan itu yang membentuk dan mengiringi kita tumbuh. Sehingga tuntutan hanya satu saja keyakinan di Indonesia adalah hal yang mustahil untuk dipenuhi.
Peringatan Kemerdekaan RI yang baru lalu seharusnya bisa jadi omentum kita semua soal menghargai perbedaan di sekitar kita. Merdeka yang seharusnya ada dalam konteks ini adalah merdeka dari arogansi agama dan dari intoleransi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H