Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Salah Bersimpati

27 Agustus 2021   13:52 Diperbarui: 27 Agustus 2021   14:15 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Bulan ini kita merayakan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 76. Bukan sesuatu yang mudah untuk melampaui angka itu, terutama setelah kita masa reformasi karena tantangan semakin kompleks dan besar, sebagian karena dampak kemajuan teknologi.

Sementara itu di kawasan regional Asia Selatan, kita mendengar Afganistan bergolak. Pada bulan ini, kelompok Taliban yang mayoritas bersuku Pasthun berhasil mengambil alih kekuasaan resmi Afganistan untuk kedua kalinya.

Kelompok Taliban banyak dikenal orang ketika Osama Bin Laden menyatakan bahwa dia bertanggungjawab atas meledaknya menara kembar world trade center di New York pada 11 September 2001. Sebelumnya kelompok di bawah Osama yaitu al-Qaeda membajak empat pesawat jet dan menabrakkannya di dua menara itu. Serangan itu diikuti oleh tiga serangan lain antara lain di Pentagon, dan ada yang gagal. Rangkaian serangan itu total menewaskan 3000 orang dan menjadikan Osama paling dicari oleh Amerika Serikat. Peristiwa ini menjadikan Taliban lekat dengan cap teroris paling berbahaya di dunia. Mengingat Osama memang banyak terlibat di beberapa perjuangan Mujahidin di Pakistan dan Afghanistan melawan Uni Soviet (nama sebelum Russia terbentuk) dan menyokong dana bagi beberapa kegiatan terorisme di dunia.

Keberhasilan Taliban menyingkirkan pemerintah Afganistan yang sah dan didukung oleh AS pada pertengahan bulan ini, amat mengejutkan dunia. Sama halnya dengan AS sebagian masyarakat Afganistan juga kaget dan tidak siap dengan fakta itu. Sampai saat ini banyak dari mereka memutuskan pergi dari negara itu karena dengan berkuasanya Taliban yang beraliran Islam konservatif, dipastikan akan mengelola negara dengan cara mereka yang penuh kekerasan, kuno dan diskriminatif pada wanita dan anak-anak. Inilah penyebab banyak masyarakat Afganistan yang memilih pergi, meski mereka berasal dari aga yang sama yaitu Islam.

Konyolnya, beberapa dari masyarakat Indonesia menyatakan simpati nya terhadap kelompok ini. Ini kita bisa lihat di beberapa wa grup maupun media sosial semisal youtube. Mereka mengucapkan selamat bagi Taliban untuk memerintah secara resmi Afganistan. Alasan mereka adalah bahwa Taliban adalah representasi dari cara Islam yang dianggap ideal bagi pengelolaan negara.

Para simpatisan ini tidak sadar bahwa apa yg diemban oleh Taliban adalah ideologi transnasional yang sangat tidak cocok dengan Indonesia. Jangankan Indonesia, sebagian masyarakat Afganistan sendiri menganggap faham Taliban tidak cocok dengan mereka meski sama-sama satu suku (Pasthun) dan satu Agama yaitu Islam.

Bagaimanapun sebenarnya, apa tangan terjadi di Afganistan adalah urusan dalam negeri mereka. Namun patut kita ingat bahwa faham Taliban sama sekali tidak relevan dengan kita.

Karena itu jangan menempatkan rasa simpati secara salah. Penyesalan nanti, tidak akan berguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun