Beberapa tahun belakangan ini dunia maya dipenuhi oleh sampah verbal. Caci maki , saling hujat, ejek, fitnah, adu domba dan provokasi. Bahkan Presiden Joko Widodo sempat mengeluhkan hal itu.
Presiden merasa kondisi itu harus bisa diperbaiki. Masyarakat diharapkan  dapat menjaga kesejukan di media sosial atau dunia maya. Perhelatan politik dan kemudahan teknologi serta pengetahuan minim dari masyarakat membuat perilaku masyarakat tak terkontrol di dunia maya. Padahal sebelumnya masyarakat Indoensia dikenal sebagai masyarakat yang santun, ramah dan menghargai perbedaan.
Kemajuan dan perkembangan teknologi telekomunikasi yang pesat memang sangat membantu masyarakat dalam banyak hal. Tapi dalam waktu yang bersamaan telah menghancurkan batas komunikasi ramah dan santun. Jika sebelumnya, masyarakat kita dikenal sopan, lembut berbicara ketika berkomunikasi langsung, di media sosial justru menegaskan sebaliknya.
Kemudahan teknologi memang mengubah banyak hal dari masyarakat. Masyarakat yang sebelumnya rukun dan ramah dengan sesama dan tetangga menjadi kendor hubungannya. Sebelumnya komunikasi lancar karena saling sapa dan bertemu tatap muka. Sekarang mereka bertemu dengan orang lain melalui media sosial. Bahkan menyapa saudara yang satu rumah atau suami atau istri kadang dilakukan di media sosial. Perilaku itu bergeser dari sebelumnya.
Media sosial tidak mebangun ikatan kuat dalam hubungan. Mereka saling sapa tetapi dalam media. Pada kenyataannya jika kita bertemu langsung, keakraban tidak selalu sama dengan di media sosial. Karena media sosial lebih bersifat anonimalitas . teman tetapi tidak kenal.
Karena itu seorang teman yang tidak dikenalnya dengan baik itu bisa saja memberikan dampak-dampak buruk, semisal fitnah, hujatan dan faham-faham radikal yang mungkin saja dimasukkan dalam posting-posting sapaan yang mereka lontarkan itu.
Karena itu, alangkah baiknya jika kita masing-masing rajin untuk 'membersihkan' media sosial dari konten-konten yang tak perlu. Kita melakukan siskamling terhadap media sosial agar tetap bersih dari konten-konten yang bersifat sampah verbal dan mengotori pikiran kita . Itu adalah tugas kita sebagai warga negara yang baik.
Dengan melakukan itu ,terhadap akun kita dan beberapa akun teman yang bersifat negatif maka kita bisa menjadi kebeningan pikiran sebagai warga negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H