Penyebaran COVID-19 begitu pesat, seperti yang telah dilansir oleh media worldmeter pada Rabu (29/4/2020), tercatat bahwa terdapat 3.140.285 kasus pasien terinfeksi COVID-19, Â dengan total pasien yang meninggal sebanyak 218.028 kasus dan pasien yang sembuh sebanyak 959.630 kasus.
Di Indonesia penularan COVID-19 terkonfirmasi sejak awal Maret 2020, berdasarkan data statistik media worldometer  kasus yang terinfeksi COVID-19 sebanyak  9.511  kasus, dengan total pasien yang meninggal sebanyak 773 kasus dan total pasien yang sembuh sebanyak 1.254 kasus.
Di Kabupaten Karawang sendiri, yang dilansir oleh media spiritnews.co.id menyatakan bahwa saat ini, sekitar 80 persen wilayah Kabupaten Karawang sudah terpapar COVID-19.Â
Bahkan, pasien yang terinfeksi terus bertambah setiap harinya. Pasien yang dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 di Kabupaten Karawang bertambah satu orang, hingga saat ini total yang positif terinfeksi COVID-19 menjadi 89 orang.
Berdasarkan kondisi penyebaran COVID-19 tersebut, pemerintah melakukan upaya untuk meminimalisir kasus penyebaran COVID-19 dengan melakukan social distancing. Social distancing mengharuskan setiap orang untuk tidak berkerumun dan pergi ke tempat-tempat yang ramai.Â
Selain itu, social distancing juga mengharuskan setiap orang untuk membatasi kontak dengan orang lain secara langsung dan harus menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain.
Karena diharuskan untuk social distancing, semua Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi dilakukan melalui pembelajaran daring (dalam jaringan).Â
Dengan adanya kondisi tersebut, maka siswa diharuskan untuk belajar di rumah dan mempersiapkan fasilitas belajar seperti handphone, kuota internet, laptop dan lain sebagainya yang menunjang pembelajaran daring.
Pembelajaran daring mengharuskan kita untuk memanfaatkan teknologi yang tersedia. Namun, tidak sedikit orang yang masih belum bisa memanfaatkan teknologi. Belum lagi, pembelajaran yang dilakukan secara daring kurang optimal, karena kebanyakan dari guru hanya memberikan tugas untuk dikerjakan pada grup Whatsapp saja, terutama untuk guru Sekolah Dasar yang mana peserta didiknya belum paham benar mengenai teknologi.Â
Hal ini membuat siswa merasa bosan, karena hanya diberikan tugas saja tanpa diberi penjelasan materi terutama untuk pelajaran matematika yang mana siswa pasti merasa kebingungan.
Kalau pembelajaran daring kurang optimal seperti itu, maka peran orang tua sangat penting untuk membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang tidak bisa didapatkan melalui pembelajaran daring, terutama untuk siswa pada jenjang Sekolah Dasar yang siswanya belum mampu untuk memanfaatkan teknologi tanpa didampingi oleh orang tuanya dan tidak semua orang tua pun mampu untuk memanfaatkan teknologi.