Mohon tunggu...
Hesti Nurul Aini
Hesti Nurul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saling Sharing yuk!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar sambil Bermain

27 Oktober 2023   19:40 Diperbarui: 28 Oktober 2023   19:03 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya, 21 Oktober 2023.
Mahasiswa dari Fakultas Psikologi Prodi Psikologi Angkatan 2023, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Dengan MataKuliah Psikologi Perkembangan kelas B, Ibu Sayidah Auliah Ul Haque, M.Psi., Psikolog. Hesti Nurul Aini, Deviany Iqlima Aisyah, Nabila Vernanda, Dhimas Nalendra Krisna, sudah melaksanakan kegiatan ETS (Evaluasi Tengah Semester) yang berupa kegiatan turun lapangan yang bertempat di TK Dewi Kutisari, Surabaya. Yang bertujuan mencoba mengubah pandangan/sistem mengajar Guru dan Wali Murid mengenai anak umur 0-6 tahun terlebih anak yang sudah memasuki TK(4-6thn) untuk tidak diberikan calistung terlebih dahulu seperti yang disampaikan Menteri Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A.,M.B.A. dengan cara melatih motorik kasar dan motorik halus melalui bermain pada anak TK, tujuannya agar pembelajaran anak sejak dini tidak terlalu cepat juga dan tidak terlalu lambat agar tidak terganggu juga terhadap mentalnya.

dokpri
dokpri

 
Permainan pertama dengan tema "Mengambil bola dengan berlari zig-zag" permainan ini termasuk dalam motorik kasar. Sistemnya adalah dengan menggunakan cone ditata kemudian diujung terdapat keranjang untuk menaruh bola, bola diletakan seperti tas ditengah 2 baris anak-anak tersebut. Manfaatnya sendiri adalah melatih kelenturan dan koordinasi otot tangan serta kaki, menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan fisik, membentuk, membangun, dan memperkuat otot tubuh terlebih kaki dan yang terakhir untuk melatih keseimbangan tubuh anak.
 

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Kemudian permainan kedua bertema "Mencocokan Warna" yang termasuk pada stimulus motorik halus, cara bermainnya adalah dengan membuat kertas berbentuk buah dan telapak tangan untuk buah yang artinya cara memukulnya dengan menggenggam kemudian untuk telapak tangan dengan menepuk biasa menggunakan telapak tangan, setelah itu diberikan cat air untuk salah satu jarinya (jempol) untuk masuk kedalam cat airnya kemudian ditempelkan ke beberapa kanvas yang sudah kami sediakan. Manfaatnya adalah melatih konsentrasi otak dan mengenal warna serta melatih kelenturan dan koordinasi otot tangan anak.

dokpri
dokpri

 
Permainan terakhir diberi tema "Menempelkan Kertas Menyesuaikan Pola" sama dengan permainan kedua yang termasuk dalam stimulus motorik halus, untuk cara bermainnya cukup mudah kelompok kami menyediakan kertas origami yang sudah digunting kecil-kecil dan gambar berbagai bentuk yang DItengahnya masih putih hanya berupa garis saja, kemudian anak-anak disuruh untuk menempel kertas origami sampai memenuhi bentuk tersebut. Tentu saja walaupun simpel terdapat manfaat didalamnya seperti perkembangan gerak otot kecil, melatih kesabaran, memperpanjang rentan konsentrasi, melatih kemandirian, dan koordinasi mata dan tangan anak.
 
Kegiatan ini dilakukan dengan mengaplikasikan permainan-permainan melatih motorik pada anak-anak TK dan guru/wali murid yang ada di TK Dewi dengan jumlah 21 anak didik.
 
Untuk membuat guru/walimurid dan anak-anak agar lebih meguasai media pembelajaran yang inovatif dan kreatif dalam belajar sambil bermain anak-anak yang menyenangkan didalam atau bahkan diluar kelas serta melatih kemampuan stimulus motorik kasar dan motorik halus.
 
Semoga setelah diadakannya kegiatan ini kami berharap anak-anak lebih meningkatkan keinginan dan kemauan dalam belajar guna mempengaruhi proses belajar dijenjang TK.

dokpri
dokpri

 
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kelompok kami pun menjelaskan poster perkembangan anak usia 0-6 tahun kepada beberapa guru pengajar, kemudian kami mendapat beberapa tanggapan seperti memang mudah untuk mengatakan mengubah sistem pendidikan tapi susah pada saat melakukannya secara langsung kepada anak-anak dan kata itu benar kelompok kami pun telah merasakan hal tersebut, Ternyata selama ini guru TK pun sudah mengetahui bahwa tidak diperbolehkan ada calistung atau pembelajaran serius tetapi juga ternyata ada tuntutan tersendiri dari Sekolah Dasar yang mengharuskan bisa membaca dan berhitung padahal seharusnya siswa TK yang mau masuk ke SD tidak perlu ada tes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun